Mengurangi Penanggungan Selat ...
Edisi: 48/06 / Tanggal : 1977-01-29 / Halaman : 14 / Rubrik : HK / Penulis :
BARU saja Profesor Bachtiar Rifai Ketua LIPI, mengatakan bahwa kekhawatiran akan pencemaran lingkungan jangan sampai menyebabkan terhalangnya pembangunan industri. Ini sikap seharusnya dari negara-negara berkembang yang bagaikan di persimpangan jalan itu. Tapi sejauh dalam hubungan dengan lingkungan laut, Indonesia untungnya sudah menaruh perhatian banyak. Pengalaman dengan beberapa kapal tanker di Selat Malaka dan Selat Singapura akhir-akhir ini - yang karena tabrakan atau tenggelam telah mencecerkan minyak ke sana ke sini - telah membangkitkan negara-negara tepi. Indonesia Malaysia dan Singapura menyingsingkan lengan untuk mengelola selat-selat tersebut dengan lebih tuntas.
Dua pekan lalu, tujuh orang dari perusahaan-perusahaan minyak yang kerap menggunakan Selat Malaka menyampaikan laporan, bahwa keselamatan pelayaran di selat tersebut perlu dijaga - termasuk penjagaan terhadap kemungkinan bahaya pencemaran. Delegasi tujuh orang itu mengakui bahwa hak mengatur selat tersebut berada di tangan Malaysia, Singapura dan Indonesia. Mereka (masing-masing seorang dari International Chamber of Shipping, Japanese Ship Owners Association, Petroleum Industry Marine Association of Japan dan Caltex Indonesia, serta tiga orang dari Oil Companies International Marine Forum) kini sudah berada pula di Singapura…
Keywords: Selat Malaka, Polisi Air, Profesor Bachtiar Rifai, LIPI, Mochtar Kusumaatmadja, Showa Maru, Dr. Hasjim Djalal, PBB, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Vonis Menurut Kesaksian Pembantu
1994-05-14Tiga terdakwa pembunuh marsinah dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. pembela mempersoalkan tak dipakainya kesaksian yang…
Hitam-Hitam untuk Marsinah
1994-05-14Buruh di pt cps berpakaian hitam-hitam untuk mengenang tepat satu tahun rekan mereka, marsinah, tewas.…
Peringatan dari Magelang
1994-05-14Seorang pembunuh berencana dibebaskan hakim karena bap tidak sah. ketika disidik, terdakwa tidak didampingi penasihat…