"kecuali Vonis Itu Lelucon"
Edisi: 49/06 / Tanggal : 1977-02-05 / Halaman : 13 / Rubrik : HK / Penulis :
Malamnya Gary Gilmore masih sempat mendengarkan dua lagu pilihannya; Valley of the Tears dan Walking in the footsteps of Your Mind - melalui siaran radio lokal. Besoknya orang ini harus sudah siap untuk mati. Oleh pengadilan ia dipersalahkan membunuh seorang manajer motel. Tetapi urusan eksekusi hukuman cabut nyawa bagi Gary — yang 18 tahun dari usianya yang 36 dihabiskan di penjara - ternyata cukup panjang. Para penentang hukuman mati hilir mudik tanpa putus asa berusaha menunda pelaksanaan hukuman. Dan mereka telah tiga kali berhasil. Jaksa Douglas Wallace termasuk pula orang yang mengajukan petisi kepada Mahkamah Agung AS untuk meminta penundaan. Mahkamah menolak. Dan dua menit terakhir usaha penyelamatan nyawa Gilmore di- lakukan oleh American Civil Liberties Union (ACLU), organisasi pembelaan hak-hak sipil AS. Alasan mereka: pelaksanaan hukuman tersebut hanya akan membuang uang pembayar pajak.
Tapi yang menarik adalah Gary Gilmore sendiri. Dia tak mau menunggu lagi. Kepada pengacaranya ia memerintah- kan supaya jangan lagi mengurus soal pemeriksaan ulang atau penundaan eksekusi hukum Gary pun…
Keywords: Gary Gilmore, Douglas Wallace, ACLU, Larry Schiller, Luis Jose Monge, Benjamin Smith, AH Said, Ali Said, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Vonis Menurut Kesaksian Pembantu
1994-05-14Tiga terdakwa pembunuh marsinah dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. pembela mempersoalkan tak dipakainya kesaksian yang…
Hitam-Hitam untuk Marsinah
1994-05-14Buruh di pt cps berpakaian hitam-hitam untuk mengenang tepat satu tahun rekan mereka, marsinah, tewas.…
Peringatan dari Magelang
1994-05-14Seorang pembunuh berencana dibebaskan hakim karena bap tidak sah. ketika disidik, terdakwa tidak didampingi penasihat…