DEREGULASI BELUM TUNTAS

Edisi: 20/22 / Tanggal : 1992-07-18 / Halaman : 34 / Rubrik : KL / Penulis : PANGESTU, MARIE


PAKJUL alias Paket Juli 1992 kepalang tanggung? Itulah kesan pertama
berbagai kalangan, juga penulis. Deregulasi sektor riil telah lama ditunggu
dengan antisipasi yang segudang. Tapi, waktu diumumkan pekan lalu, Pakjul
merupakan suatu antiklimaks. Juga ada kesan Pakjul disiapkan agar ada
"hadiah" yang dibawa ke sidang pertama CGI di Paris minggu ini. Itu agaknya
sesuai dengan pola sebelumnya Pakjun 1991 dan Pakmei 1990.

; Berbagai kritik tampaknya menyentuh pada aspek yang mendasar. Bukan cuma
membicarakan apa yang ada dan tidak ada dalam Pakjul. Maka, sudah sepatutnya
dinilai kembali pembahasan pokok dalam proses deregulasi.

; Pertama perihal deregulasi di bidang perdagangan dalam bentuk pengurangan
hambatan nontarif dan tarif. Dalam Pakjul, hambatan nontarif yang dihapus
terutama untuk besi baja dan impor mesin bekas. Keduanya penting karena bisa
menekan biaya produksi untuk pemakai di hilir. Pengurangan hambatan nontarif
merupakan penerusan dari paket yang lalu. Tindakan itu berhasil menurunkan
pangsa impor yang terpengaruh tata niaga impor, dari 43% sampai 13% setelah
Paket Juni 1991. Nilainya sekitar US# 2 milyar. Pakjul diperkirakan bisa ikut
menurunkan pangsa impor yang terpengaruh oleh tata niaga impor.

; Namun, masih ada berbagai komoditi dan produk yang belum disentuh oleh
Pakjul, terutama di sektor pertanian dan produk pengolahan pertanian, juga di
sektor manufaktur. Sekitar 35% dari sisa hambatan impor nontarif adalah untuk
impor tepung terigu, kedele, gula, beras dan susu bubuk. Kategori kedua
terbesar impornya masih diatur oleh tata niaga impor adalah input untuk
industri perakitan otomotif (misalnya mesin) dan alat berat (misalnya
buldoser).

; Impor tepung, kedele, gula, dan susu bubuk adalah penyebab naiknya biaya
produk tersebut, yang merupakan input penting untuk industri pengolahan
makanan. Bahkan gula bukan saja diperlukan untuk industri pengolahan makanan,
tapi juga untuk keperluan industri lain seperti farmasi. Peningkatan biaya
tersebut mengurangi efisiensi dan daya saing industri tadi, dan mempengaruhi
proses diversifikasi dari sektor perindustrian Indonesia.

; Industri pengolahan makanan amat penting untuk dikembangkan, mengingat
keterkaitannya dengan sektor pertanian dan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…