Musik Dalam Gelap
Edisi: 03/07 / Tanggal : 1977-03-19 / Halaman : 27 / Rubrik : MS / Penulis :
KALAU di mancanegara ada dedengkot buta seperti Ray Charles atau Stevie Wonder, dunia gelap pribumi juga memiliki bakat "musik gelap" yang tidak kecil. Bonor, misalnya, adalah salah seorang yang sudah sempat membuktikan kebolehan sampai sekarang. Ini agaknya yang mendorong hati grup Panbers untuk menjadi pendukung utama Festival Musik Tuna Netra di Senayan, Jakarta, 5 Maret yang lalu.
"Ah di manakah mereka. Mata terbuka lebar. Tapi tiada nampak mereka. Gelap, gelap yang ada... ", ucap Wacih, membaca sajak dalam huruf braille mengawali keramaian itu. Karya Yani Haryani dari Wiyata Guna tersebut, kendati tidak begitu istimewa sebagai sajak, tentu saja mengharukan para hadirin. "Pesta ini bukan semata-mata malam dana. Tapi untuk mempelopori pembinaan musik tuna netra dalam suatu wadah" kata Nyonya Dandi Kadarsan yang menjadi ketua panitia.
Dang-dut
Malam yang digerakkan oleh lebih 100 musisi tuna netra itu, sempat juga mengetuk hati Tuti Taher, Denok Wahyudi dan Frans Daromez untuk menyumbang beberapa lagu. Walau hujan keras menghantam Senayan, musik mereka tak kehilangan kegairahan. Olan Sitompul…
Keywords: Festival Musik Tuna Netra, Ray Charles, Stevie Wonder, Panbers, Wiyata Guna, Nyonya Dandi Kadarsan, Tuti Taher, Denok Wahyudi, Frans Daromez, Tan Miyat, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Skandal Bapindo dalam Irama Jazz
1994-05-14Harry roesli dan kelompoknya mengetengahkan empat komponis muda, dan kembali menggarap masalah sosial. dihadirkan juga…
Ngeng atau Sebuah Renungan Sosial
1994-05-21Djaduk ferianto, yang banyak membuat ilustrasi musik untuk film, mementaskan karya terbarunya. sebuah perpaduan musik…
Aida di Podium yang Sumpek
1994-05-21Inilah karya kolosal giuseppe verdi. tapi london opera concert company membawakannya hanya dengan enam penyanyi,…