Perbedaan Tanpa Rencana
Edisi: 11/07 / Tanggal : 1977-05-14 / Halaman : 23 / Rubrik : KL / Penulis : SUMARTANA, TH
PADA suatu hari becak 'Sebatang kara' dipanggil untuk membeli tetek bengek bahan bangunan. Uang seribu perak diberikan, dengan catatan 'harap pakai bon'. Setelah tawar-menawar, hargapun jadi: pulang-balik dua ratus.
'Ayuh, baik!" ujar si Abang. "Nggak pakai penumpang nih?". Dijawab "enggak". Becak lalu pergi. kelihatan laju, mullgkin karena ringan. Punggung si Abang bengkok, paha dan betisnya pun kelihatan begitu.
Satu jam lewat. Dua jam yang ditunggu belum juga muncul. Dan seteiah dipastikan bersama bahwa yang ditunggu tak bakal datang, maka perdebatan tanpa agenda pun dimulai.
A: Kamu kenal tukang becaknya?
B: Tidak, ada begitu banyak tukang becak di sini.
A: Dia akan menganggap kita bodoh. Dan seribu perak adalah sekedar ongkos kebodohan kita.
B: Biar saja kalau dia cukup pintar. Saya menganggap seribu perak adalah ongkos kepercayaan kita.
A: Kepercayaan seperti itu membuat kita rugi dan membuut kita jadi penipu. Itu sama sekali tidak mendidik rakyat kecil.
B: Kebutuhan dia menyebabkan dia punya hak untuk memakai setiap kesempatan untuk memenuhinya. Dia butuh seribu, dia berhak mendapatkan uang seribu.…
Keywords: Sumartana TH, Wawancara, Moral, Kejujuran, Penipuan, 
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…