Soal Perasaan Dan Di Gaya Baru

Edisi: 19/07 / Tanggal : 1977-07-09 / Halaman : 37 / Rubrik : HK / Penulis :

TAK seperti biasanya, Jaksa Agung Ali Said hanya sedikit menyelipkan kata-kata gurau ketika berhadapan dengan para anggota Komisi III DPR pekan lalu. Malahan dengan gencar ia berurai tentang tuntutan jaksa dalam pelkara Kadolog Kalimantan Timur dan Komando Jihad.

Khususnya mengenai perasaan tak puas dari sementara pihak terhadap Jaksa Sugiartoto SH yang hanya meminta Budiadji dihukum 20 tahun. "Kalau misalnya jaksa naik banding, siapa berani menjamin bahwa di Pengadilan Tinggi, hukuman tidak akan menjadi 15 tahun? Soal hukuman adalah soal perasaan", kata Ali Said. Katanya, 2 orang sarjana hukum bisa mempunyai 20 macam pendapat. "Untung Tuhan Maha Adil memberi kita siang dan malam, sehingga pada waktu malam kita sudah capek dan tidak berdebat", tambahnya bergurau.

Soal Budiadji dan ekornya, setelah dijatuhi hukuman seumur hidup, tampaknya lebih menonjol daripada perkara Komando Jihad yang dibicarakan dalam rapat kerja Komisi Ill itu. Jaksa Agung Muda Bidang Operasi H. Sadili SH membagi hal-hal yang menarik perhatian pers dan DPR menjadi tiga. Yakni persangkaan bahwa Bulog terlibat dalam perkara Budiadji. Lalu persangkaan bahwa ada beberapa orang di Bulog dan luar Bulog yang ikut menikmati hasil kejahatan Budiadji. Dan ketiga tentang tuntutan hukuman 20 tahun, sedangkan hakim menjatuhkan hukuman seumur hidup.

Belum Sempura

Secara halus Sadili mengajak komisi III memikirkan motif tindakan Soenarto Soerodibroto SH, pembela Budiadji. Sebab komentar-komentar mengenai tuntutan jaksa muncul justru setelah hakim menjatuhkan putusan. Berbagai pendapat itu, kata Sadili,…

Keywords: Bulog, Ali Said, Sugiartoto SH, Budiadji, Komando Jihad, H. Sadili SH, Soenarto Soerodibroto SH, Drs. Makka Malik, Cik Nang, 

---

Foto Terkait