Lebaran Sudah Dekat Hati-hati ...

Edisi: 28/07 / Tanggal : 1977-09-10 / Halaman : 55 / Rubrik : EB / Penulis :


COBA lihat bingkisan lebaran yang anda terima kali ini. Isinya tentu berbagai macam makanan dan minuman dan minuman kalengan. Kemasannya mentereng. Apalagi, kebanyakan, barang-barang itu buatan impor. Tapi Lembaga Konsumen memperingatkan anda: awas, periksa dulu baik-baik barangnya sebelum menikmati isinya! 

Ada beberapa hal yang memang perlu diawasi. Pertama, periksa dulu: apakah kaleng kemasannya utuh? Permadi SH, Sekretaris Lembaga Konsumen, menasehatkan: "Lebih baik jauhi makanan bila kaleng pembungkusnya cacat. "Bila ia penyok, misalnya, berakibat buruk bagi isinya. Sedikit lubang, semata jarum sekalipun, kaleng penyok itu akan merusak kornet maupun sardencis. 

Lalu perhatikan juga beberapa keterangan pada kertas pembungkus kaleng yang indah itu. Bagi yang tak doyan daging babi tak ada kesulitan memilih, terutama makanan yang sudah terdaftar di Departemen Kesehatan. Di sana memang sudah ada tulisan merah memperingatkan: Mengandung daging babi. Nomor pendaftaran dari Ditjen Pengawasan Obat & Makanan (POM) pun tertera di sana. Tapi, jika ternyata nomor pendaftarannya tak ada - dan makanan kalengan begitu masih banyak beredar di pasar - orang yang berani makan isi nya perlu bertanggungjawab sendiri. Mungkin isinya sudah busuk. Orang bisa keracunan setelah terlanjur memakannya. 

Ditjen POM, menurut Dirjennya, Sunarto, "tidak bertanggungjawab atas mutu dan keadaan barang-barang yang tak didaftarkan." Segala protes terhadap barang makanan, katanya, baru dapat diusut penanggungjawabnya jika ketahuan nomor pendaftarannya. Dari nomor itulah pemerintah akan mengusut mulai dari pengedar sampai ke importirnya. 

Dalam waktu dekat ini soal makanan dan minuman impor diduga akan tertib peredarannya. Departemen Perdagangan baru saja menetapkan ketentuan impor barang semacam itu. Hanya beberapa importir yang dianggap bertanggung jawab saja yang ditunjuk boleh mendatangkan makanan dan minuman kalengan. 

Selama ini memang terlalu banyak makanan dan minuman eks luar negeri, "yang tak bertuan," kata Sunarto. "Itu memang pekerjaan importir musiman." Mereka mengimpor ketika pasaran ramai saja. Biasanya untuk konsumsi lebaran, natal dan tahun baru. Dari importir mushnan ini, apalagi yang berasal dari selundupan, tak mungkin dimintai pertanggunganjawab atas keluhan konsumen. 

Karena sukar diusut asal-usulnya, paling-paling cuma diketahui masuk lewat Singapura atau Hongkong, Ditjen POM sulit melakukan pengawasan. Cuma, seperti yang diketahui oleh Sunarto sendiri, makanan yang rusak jelas didatangkan oleh importir musiman ini. Importir yang benar, katanya, "selain hendak menjaga…

Keywords: Lembaga KonsumenPermadi SHPOMFDASunartoNabiel MakarimGang RibaldEddy JuwanaSudiri OesefE. PohanIr Martono Sumodinoto
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…