Tambunan, Setelah 2 X Empat Mata
Edisi: 29/07 / Tanggal : 1977-09-17 / Halaman : 05 / Rubrik : NAS / Penulis :
KANTOR pengacara di Jl. Letjen Suprapto Jakarta Pusat itu tampak sempit. Tak kelihatan ada klien yang lagi menunggu di ruang tamu. Tapi itu tak berarti sepi dari pengaduan. "Sekretaris saya lebih sibuk menerima pengaduan dan keluhan masyarakat, daripada urusan kantor pengacara saya," kata yang empunya kantor pada wartawan TEMPO Harun Musawa. Dia adalah R.O. Tambunan SH, 41, yang belakangan ini sering muncul di halaman depan koran-koran.
Sebagai anggota Komisi III DPR, pengacara yang berdahi lebar dan berpakaian sederhana itu, belakangan ini memang lebih sibuk menyoroti kasus korupsi besar di Dolog Kaltim yang rupanya tak berputar pada Budiadji dan anak buahnya. Berdasarkan dokumen yang ada padanya, wakil rakyat dari fraksi Karya Pembangunan itu yakin benar ada sejumlah oknum di Bulog yang terlibat dalam perkara Budiadji.
Keyakinan itu sudah ia kemukakan dalam acara dengar pendapat dengan Kepala Bulog Bustanil Arifin SH, 52, yang kemudian melakukan pertemuan 'empat mata' atas permintaan Tambunan. Pertanyaan para anggota Komisi III itu adalah tentang para pejabat teras Bulog yang disebut menerima upeti secara berkali dari bekas Kepala Dolog Kaltim Budiadji. Tapi Bustanil, telah menolak tuduhan begitu. "Anak buah saya bersih 100%," tangkis Bustanil.
Apa sebenarnya yang dikemukakan Kepala Bulog itu dalam pertemuan 'empat mata' dengan Tambunan? "Saya sebenarnya…
Keywords: Bulog, Dolog, Korupsi, R.O. Tambunan SH, Robert Odjahan Tambunan, Budiadji, Bustanil Arifin SH, Sunarto Surodibroto SH, Faisal Anwar, Ali Said, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?