Cara Kita Menahan Derita

Edisi: 33/07 / Tanggal : 1977-10-15 / Halaman : 34 / Rubrik : KL / Penulis : SUMARTANA, TH


MENARIK sekali cara kita menahan derita. Tidak larut habis di dalamnya, meskipun juga tak dapat berbuat apa-apa. Sebab seperti biasa, terlalu sulit untuk memulai sesuatu usaha. Kita memang berada dalam jangkauan realitas. Akan tetapi kita menempatkan diri tidak semata-mata di dalam realitas. Terkadang kita berdiri di sampingnya, sebagai orang lain yang berdiri di samping diri sendiri yang sedang merasakan derita tersebut. Lalu kita mengomentarinya, mencoba menghibur atau diam saja. Menghibur diri, ini sudah menjadi semacam kebajikan yang utama. Terkadang kita memilih berada dalam tahap di mana derita tersebut sudah berakhir. Derita jelas belum habis, tapi kita sudah berada di tempat di mana derita itu tak ada lagi. Kita sudah hidup di dalam realitas yang diharap. Meskipun yang diharap mungkin cuma keterlepasan sementara, yang tak ada kena-mengena nya dengan usaha untuk mengatasi sebab-sebab penderitaan. 

Satu kali kelak derita itu akan habis dengan sendirinya. Karena segala sesuatu itu ada waktunya sendiri. Dengan 'common sense' yang sederhana ini kita menahan segala kesakitan kita dalam menanggung…

Keywords: Sumartana THBis KotaPetani KarawangMenahan DeritaKesabaran
Rp. 15.000

Foto Terkait


Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…