Juara Tanpa Mahkota

Edisi: 35/07 / Tanggal : 1977-10-29 / Halaman : 53 / Rubrik : OR / Penulis :


Ia adalah atlit tertua dalam tim Indonesia yang naik ring pada Kejuaraan Tinju Amatir Asia ke-8 di Istora Senayan, Jakarta pekan lampau. Usianya, 31 tahun. Ayah dari 3 orang putera yang hidup dari penghasilan rendah - ia tidak menyebut pekerjaan' dan berapa penghasilannya tiap bulan. Tapi data pribadi itu tidaklah mengurangi arti Wiem Gommies di gelanggang. "Ia adalah yang terbaik di antara petinju kelas menengah yang kita punyai," komentar pelatih Zulkaryono Arifin. 

Wiem Telah Menemukannya 

Zul benar. Wiem yang hidup bertani di desa Hatalai, Ambon sebelum hijrah ke Jakarta, akhir tahun 1973 memang tak diragukan lagi sebagai petinju andalan Indonesia masa kini. Ia punya kemampuan dan kaya pengalaman. Ia adalah petinju Indonesia yang pertama membawa pulang medali emas dari Kejuaraan Tinju Amatir Asia. Itu terjadi putaran kejuaraan ke-5 di Teheran, Iran tahun 1971. Juga pernah mewakili Indonesia dalam Olympiade Munich, tahun 1972. 

Tapi untuk menghadapi petinju luar negeri peserta Kejuaraan Tinju Amatir Asia ke-8 ini kecemasan bukan tak menyelubungi benak masyarakat. Mengingat Wiem mulai dirongrong oleh usianya serta gaya bertinjunya yang agak kurang taktis. Ia punya kelemahan dalam mengelakkan pukulan dengan hanya menggoyang kepala. "Hal itu tak menguatirkan lagi, kini," kata…

Keywords: TinjuPetinjuUncrown BoxerWiem GommiesZulkaryono ArifinOlympiade Munich 1972Raad Ali Mohamedlang Bong MunJong Jo UngChull Soon Hwang
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…