Bagdad Yang Religius Sosialistis
Edisi: 36/07 / Tanggal : 1977-11-05 / Halaman : 30 / Rubrik : KL / Penulis : WIROSARJONO, SUCIPTO
SELESAI sembahyang magrib di masjid Syeh Abdulkadir Jaelani, saya mengikuti arus jamaah berziarah di makam sang mahawali. Jelata dari berbagai penjuru Iraq, malah juga dari negara-negara lain, seakan mengadukan nasib mereka kehadapan arwah Wali yang terkenal arief itu. Kaum Syiah dari belahan utara, suku bangsa Kurdi yang perkasa, orang-orang Iran, Pakistan dan penganut tasauf lainnya bersujud, "bertawaf", malah beberapa tersedu sedan di sisi makam.
Sejenak tersentak dan berdiri bulu roma saya melihat tingkah laku mereka. Bukankah muslim hanya bersujud kehadapan Tuhan? Tetapi kemudian saya ingat cerita nenek, betapa Mahawali ini terkenal bijaksana dan pemurah hati. Ia pemimpin agama yang membuka diri terhadap semua penganut aliran (mazab). Di masjid di mana makam beliau disemayamkan, keempat mazab dalam Islam mempunyai tempat masing-masing. Namun di waktu berjamaah, semua bersembahyang bersama malam hari di altar terbuka, siang hari di sebelah dalam masjid yang sama.
Asas persamaan, persaudaraan dan kerukunan diterapkan dalam praktek. Tidak ada satu mazab dimenangkan, yang lain sekedar dibolehkan. Memang, rupanya sejak…
Keywords: Wirosarjono Sucipto, Bagdad, Syeh Abdulkadir Jaelani, Kaum Syiah, Mahawali, Mazab, Imam Gozali, Universitas Mustansyiriah, Hasan Husein, Civic mission, Kerajaan Babylon, 
Foto Terkait
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…