Pdi Kisruh Entah Kenapa; Aduh, Pecah Lagi

Edisi: 41/07 / Tanggal : 1977-12-10 / Halaman : 05 / Rubrik : NAS / Penulis :


DARI pemilu yang lalu, ia tampil sebagai kelompok terlemah. Kini nasibnya lebih jelek: Partai Demokrasi Indonesia, hasil fusi ke-5 partai lama ini (PNI, Partai Katolik, Parkindo, IPKI dan Murba) nampak oleng. Perpecahan dalam tubuhnya meretak. Dan masyarakat politik di Indonesia pun ikut prihatin atau jengkel - terutama mereka yang mengharap kehidupan partai cukup terjadi, tanpa diganggu "tangan luar." 

Tapi ada atau tidaknya "tangan luar" tentu tak akan jadi perkara, bila dari dalam tubuh PDI sendiri cukup niat untuk tak mau dipecah-belah. Sayangnya, niat itu tak cukup merata agaknya. 25 Nopember yang lalu, munculah Acmad Sukarmadidjaja. Salah seorang dari 15 ketua PDI itu tiba-tiba mengumumkan "reshuffle"- dan perombakan susunan Dewan Pimpinan Partai pun disiarkan. 

Dalam perombakan itu Ketua Umum Moh. Sanusi Hardjadinata diganti oleh Mh Isnaeni. Ketua nomor satu, Usep Ranawijaya, diganti oleh Sunawar Sukawati. Abdul Madjid diganti dengan Hardjantho Sumodisastro. Juga terdapat nama-nama lain - yang mencapai jumlah tujuh. Yang mengganti dan yang diganti semuanya adalah orang dari PNI. 

Apa yang terjadi sebenarnya Bagi sementara orang dalam, tindakan Achmad adalah semacam perebutan wewenang. Unsur-unsur Partai Katolik dan Parkindo dengan segera menyatakan sikap. Sehari setelah pengumuman Achmad, ke-12 anggota pimpinan PDI yang berasal dari kedua partai itu menyatakan "tidak membenarkan usaha reshuffle yang dicoba sekarang." 

Pihak Sanusi dan Usep juga bertahan, dengan berdebar-debar. tentunya, karena harus menduga-duga apa langkah pemerintah terhadap mereka. Seminogu kemudian DPP Sanusi-Usep mengeluarkan peringatan terhadap 12 anggotanya yang terlibat dalam "perombakan". 

Peringatan itu bisa berakhir dengan pemecatan. Tapi Sunawar menyepelekannya. Ia menyebutnya, dalam bahasa Sunda -- meskipun ia orang Sala - sebagai "lelucon". Isnaeni juga menyatakan "tidak terikat oleh peringatan DPP Samsi." Keadaan rupanya akan belum berakhir pekan ini, meskipun dari media pemerintah nampaknya ada dukungan yang kian jelas kepada grup Isnaeni Sunawar. Harian Berita Yuda yang dekat dengan suara ABRI pekan lalu misalnya dengan jelas menurunkan karikatur yang memukul grup Sanusi Usep. Pemimpin Redaksi Yudha, Brig.Jen. (Pensiun) Sunardi DM bahkan kepada TEMPO menyatakan "mendukung Isnaeni." 

Sebenarnya, siapapun yang didukung, mungkin tak langsung menyangkut kepentingan PDI ataupun para pemilihnya. Yang disesalkan agaknya ialah bahwa partai yang kekuatannya tak berarti itu masih saja digoyang-goyang. Umumnya juga cara perombakan yang terjadi dinilai tidak sesuai dengan aturan permainan PDI sendiri. Di samping itu disesalkan juga kekisruhan dalam tubuh bekas-bekas PNI akhirnya mengganggu partai-partai lain. Apalagi dasar kekisruhan itu tak jelas benar - dengan melalui orang bukan PNI: Achmad Sukarmadidjaja. 

ACHMAD memang sering bersuara lain dari rekan separtainya. Di masa kampanye pemilu 1977, tokoh bekas IPKI itu dengan lantang mencalonkan Jend. Soeharto sebagai Presiden RI lagi. Ia bukan saja melangkah lebih dulu dari partainya - tapi ia nampaknya mencoba mengesankan bahwa dibandingkan dengan orang-orang DPP lain, dialah yang lebih bisa diandalkan kesetiaannya kepada pemerintah kini. 

Dalam usia yang minggu ini 57 tahun. Achmad nampak awet muda. Orang kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat ini menyatakan: "Motto saya adalah anti frustrasi." Ia sudah lupa sejak kapan berhenti dari karir ketentaraan dan dengan pangkat apa, tapi bapak dari 7 anak ini - seraya merokok selang-seling antara cerutu dan Bentoel - sekarang dam di rumah di jalan MPR Cilandak, dengan halaman luas dan garase bermercy putih. Jabatannya: anggota DPA. 

Tentu saja bukan dia penyebab konflik dalam PDI. Rupanya sudah ada ketidakcocokan dalam kalangan unsur-unsur PNI sejak lama. Puncaknya…

Keywords: Partai Demokrasi IndonesiaPDIPNIPartai KatolikParkindoIPKIMurbaAchmad SukarmadidjayaDPP PNIReshuffleMoh. Sanusi HardjadinataMh IsnaeniUsep RanawijayaSunawar SukawatiAbdul MadjidHardjantho Sumodisastro1977
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?