Mencemaskan Syahwat Politik

Edisi: 20/34 / Tanggal : 2005-07-17 / Halaman : 28 / Rubrik : NAS / Penulis : Rulianto, Agung


GEMA takbir memenuhi dome kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur. Rosyad Sholeh, ketua pa nitia pemilihan dalam Muktamar Muhammadiyah keH-45, mengumumkan Din Syamsuddin terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010.

"Hidup Din Syamsuddin! Allahu Akbar, Allahu Akbar!" suara dari ribuan peserta muktamar saling menimpali, Kamis pekan lalu. Muktamirin meluapkan kegembiraan dengan bersalaman dan saling berpelukan sembari melepas senyum. Peserta yang berusia muda lebih atraktif lagi, berjingkrak-jingkrak sembari mengumbar tawa.

Din terpilih secara aklamasi, tanpa voting, melalui rapat 13 anggota pimpinan pusat (PP) yang sekaligus menjadi tim formatur. Rosyad menggambarkan rapat tersebut berlangsung penuh senyum, gembira, dan damai. "Tak ada tekanan dari pihak mana pun," katanya.

Acara muktamar yang berlangsung enam hari hingga Jumat pekan lalu memang berlangsung mulus. Tetapi langkah Din menuju posisi puncak persyarikatan yang didirikan K.H. Ahmad Dahlan 92 tahun lalu di Kampung Kauman, Yogyakarta, itu tidaklah mudah.

Din bukanlah peraih suara terbanyak pada Sidang Tanwir—institusi pengambil keputusan di bawah muktamar—yang berlangsung sehari menjelang perhelatan akbar itu. Saat itu 159 orang yang terdiri dari anggota pimpinan pusat, pimpinan wilayah, dan organisasi otonomi menuliskan 39 nama yang akan dipilih sebagai anggota PP Muhammadiyah pada saat sidang pleno muktamar. Saat itu, nama Din hanya menempati urutan ketiga di bawah Haedar Nasir (Sekretaris Muhammadiyah) dan Rosyad Sholeh (Wakil Ketua Muhammadiyah).

Pada sidang pleno Rabu pekan lalu, yang diikuti seluruh peserta muktamar, 39 nama itu lalu diperas menjadi 13 untuk dijadikan anggota PP. Saat itulah muktamirin memberikan suara terbanyak bagi Din Syamsuddin. Pada urutan berikutnya, Haedar Nasir, Muhammad Muqoddas, dan Malik…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?