Penegasan Seorang Presiden
Edisi: 15/35 / Tanggal : 2006-06-11 / Halaman : 44 / Rubrik : NAS / Penulis : Dhyatmika, Wahyu
PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono menepati janji. Pada Hari Kelahiran Pancasila, 1 Juni lalu, ia seolah membentangkan garis yang tegas: jangan ganggu Pancasila. Ia juga mengajak semua orang berhenti berdebat tentang dasar negara. "Sebenarnya sudah usai debat ini. Para pendiri Republik sudah mencarikan solusi yang tepat," katanya.
Tiga ribuan orang yang memadati Plenary Hall Balai Sidang Jakarta Convention Center pun bertepuk tangan. Tak sedikit yang matanya berkaca-kaca. Terdengar pula pekik "Bhineka Tunggal Ika" dari ujung balkon.
"Marilah Indonesia kita jadikan ladang yang teduh bagi bertemunya anak bangsa yang penuh dengan perbedaan, untuk kita bangun konsensus, melangkah bersama dalam kehidupan yang harmonis dan penuh toleransi," kata Presiden lagi.
Itulah pidato yang ditunggu-tunggu banyak kalangan, terutama pihak yang cemas melihat perkembangan politik Indonesia sekarang. Sejumlah daerah berlomba membuat peraturan yang bernuansa syariat Islam. Polemik tentang perlu tidaknya Undang-Undang Antipornografi dan Pornoaksi juga mulai membelah kebhinekaan rakyat Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara yang memayungi semua golongan seolah dilupakan.
Kalangan Partai Kebangkitan Bangsa termasuk yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?