Kemanusiaan Ketoprak

Edisi: 06/35 / Tanggal : 2006-04-09 / Halaman : 60 / Rubrik : SEL / Penulis : Nugroho, Yanusa


KETOPRAK adalah kata yang menimbulkan gambaran indah masa lalu di benak saya. Jauh sebelum mengenal kelompok Siswobudhoyo pimpinan almarhum Ki Siswondo, saya akrab dengan tontonan ini, di samping ludruk dan wayang orang.

Seingat saya, di Surabaya pada akhir 1960-an, ketoprak dan wayang orang tidak terlalu dibedakan. Pada hari-hari tertentu kelompok wayang orang Sri Wandowo, misalnya, mementaskan kisah Anglingdarma, yang sebetulnya termasuk kisah ketoprak.

Padahal kesenian ketoprak menyebar hampir di seluruh pelosok Jawa. Tetapi rasanya, sejak kelompok Siswobudhoyo pimpinan Ki Siswondho H.S. dari Tulungagung sukses keliling sekitar 1978-an, kelompok khusus ketoprak menjamur.

Jujur saja, ketika kecil saya lebih suka menonton ketoprak ketimbang wayang orang. Alasannya sederhana: bahasa ketoprak lebih "membumi", ceritanya lebih seru, dan pemainnya tidak menari seperti wayang orang. Ketika kelompok Wayang Orang Sri Wandowo mementaskan kisah berseri Prabu Anglingdarma, saya merengek…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…