Sebuah Sungai bernama Vina

Edisi: 08/35 / Tanggal : 2006-04-23 / Halaman : 72 / Rubrik : SOS / Penulis : Tanjung, Leanika


TINGGINYA cuma 165 cm. Tapi di panggung lebar Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Februari lalu, ia kelihatan semampai. Ia, Vina Panduwinata, memang menjulang.

Di atas panggung, matanya menyapu penonton di barisan terdepan. Mereka ikut menyanyi, lelaki-perempuan dengan uban yang mulai tumbuh, potongan tubuh yang mulai melar, juga anak-anak remaja-semua lebur dalam hits-nya di masa lalu, Di Dadaku Ada Kamu, Bawa Daku, Aku Makin Cinta, atau Burung Camar. Mereka pandai menyenandungkan melodi lagu-lagunya, mengikuti setiap liriknya. Ya, secara diam-diam regenerasi penggemar penyanyi yang menjadi bintang terang di tahun 1980-an ini berlangsung.

Vina Panduwinata, kita tahu, lagu-lagunya banyak bergaya dixie, lincah tanpa beban. Lagu-lagu yang telah melampaui batas-batas kedaluwarsa rata-rata lagu-lagu pop sejenis. Bertahun-tahun ia menghilang dari hiruk-pikuk dunia hiburan, tapi malam itu ia membuat enam ribu penonton di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, terpaku dua jam lebih. Ia tetap Vina yang dulu sangat mempesona: centil, suaranya agak serak-serak basah.

Dua puluh tahun silam, Vina adalah segalanya yang menyangkut musik pop. Ia seorang gadis yang menyedot suatu lapisan masyarakat: gaya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Sang Peroboh Menara Gading
2007-11-04

Ia pionir dalam bidang telekomunikasi satelit indonesia. insinyur juga harus pandai berbisnis.

M
Membesarkan Indonesia dengan Musik
2005-07-10

Erwin gutawa adalah musisi cemerlang. jenjang karier sebagai seorang musisi telah lengkap ia lakoni.

M
Menjaga Bali dengan Hati
2005-08-14

Luh ketut suryani terus berikhtiar menjaga bali dari gerusan efek negatif pariwisata. anak-anak korban pedofilia…