Tarian Tanpa Tabuhan Tifa

Edisi: 23/35 / Tanggal : 2006-08-06 / Halaman : 38 / Rubrik : NAS / Penulis : Meuko, Nurlis E. , Dou, Marselus ,


Perang antarsuku di Mimika menelan sembilan nyawa. Permusuhan klasik yang tak berkesudahan.

TERIAKAN mereka melengking membelah kesunyian. Di Kelurahan Harapan, Kwamki Lama, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Papua, puluhan lelaki berloncat-loncat ringan, lalu berlarian ke sana kemari. Mereka berkulit gelap, menenteng busur dan tombak. Mereka sedang memperagakan tarian perang.

Ada dua kelompok di sini. Yang satu bertempat di lapangan sepak bola Kwamki Lama sebagai penantang, satu lagi berada di pintu masuk kampung yang sama menyambut tantangan. Tak ada tabuhan tifa, tak pula terdengar tiupan tabura. Tubuh penari tanpa riasan relief fas-fas karerin, hanya berbalut T-shirt, banyak juga yang telanjang dada. Di wajah mereka ada corat-coret kapur putih.

Dengan sinar mata penuh dendam, mereka terus menari. Makin lama ritmenya makin tinggi. Ini memang bukan pertunjukan seni. Selanjutnya, beterbanganlah anak busur dan tombak dari dua kelompok yang saling berhadapan itu.

Tiga jam berperang, puluhan korban luka-luka bergelimpangan. Lalu sunyi. Mereka kembali ke rumah masing-masing. Ada yang menggotong korban ke rumah sakit terdekat. Siapa yang berseteru itu? Suku Dani dan suku Damal yang saling berhadapan dalam perang tradisional pada pagi Jumat pekan lalu itu.

Perang ini adalah serial kisruh yang sudah meletus sejak Jumat dua pekan lalu. Hingga akhir pekan lalu, menurut data Kepolisian Resort Mimika, sudah sembilan orang tewas dalam keributan itu.

Kisruh dua suku ini terjadi setelah seorang anak, putra Nataniel Murib, Kepala Kampung Satuan Pemukiman (SP) XIII,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?