Baru Sebatas Rangkulan

Edisi: 24/35 / Tanggal : 2006-08-13 / Halaman : 35 / Rubrik : NAS / Penulis : Patria, Nezar , M.A., Imran ,


Bekas milisi dan gerilyawan GAM berdamai di Aceh Tengah. Harus dibawa ke komisi kebenaran dan rekonsiliasi.

LELAKI itu bergerak maju-mundur. Kakinya mengentak ke tanah, langkahnya patah-patah. Kain hitam bersulam benang cerah dikepak seperti sayap elang. Dia sedang menari Guel, tarian khas Gayo. Syairnya yang muram itu menyambut tetamu yang tiba di pekarangan Masjid Babussalam, Redelong, Kabupaten Bener Meriah, bekas wilayah Aceh Tengah, Jumat pekan lalu.

Sejak pagi, warga Bener Meriah mulai mengalir ke masjid itu. Mereka tergabung dalam Front Perlawanan Separatis. Dulu, kelompok ini getol memburu gerilyawan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Mereka memakai bambu runcing dan kelewang tajam. Kadang menenteng senjata rakitan. Tak lupa, ikat kepala merah-putih. "Kami membela Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Misriadi, kerap dipanggil Adijan. Dia tokoh front di Bener Meriah.

Orang-orang menyebutnya milisi, tapi mereka lebih suka dipanggil Pembela…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?