Bertahan Dengan Batang Gewang

Edisi: 18/35 / Tanggal : 2006-07-02 / Halaman : 38 / Rubrik : NAS / Penulis : Dewanto, Eduardus Karel , De Fortuna, Jems ,


Karena gagal panen kakao, kesulitan hidup menjepit sebagian warga Sikka, Nusa Tenggara Timur. Mereka terancam kelaparan.

MATAHARI menyengat ubun-ubun Laurensius Bewat yang memanggul tiga balok batang pohon. Warga Desa Rubit, Kewapante, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, ini baru pulang dari hutan di kaki Gunung Egon. Dia tampak lelah setelah tiga jam mengais batang pohon gewang untuk bahan tepung putak. Setiba di rumah, lelaki 25 tahun ini tak segera beristirahat. Dia membersihkan batang-batang itu, lalu menjemurnya di halaman.

Bahan putak itu baru dientas esok hari oleh istrinya, Agustina, 23 tahun. Batangnya yang kering dicincang menjadi setebal tempe kedelai, lalu ditumbuk hingga berserat kasar mirip sabut kelapa. Serat ini dijemur lagi agar kering betul, kemudian ditumbuk kembali hingga muncul butiran tepung seukuran gula putih. Tepung itu disaring lagi sampai halus kecokelatan.

Sore harinya, Agustina siap mengolahnya jadi makanan. Tepung kecokelatan itu dia masak dengan santan dan gula merah. Hasilnya dua baskom bubur putak, cukup untuk makan dua hari bersama keluarganya. Pasangan ini baru memiliki satu anak, Ricky Ricardus yang berusia 2,5 tahun. "Satu piring bubur mampu menahan lapar selama empat sampai lima jam,"…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?