Sidik Jari Kalla Menggoyang Pondok
Edisi: 42/34 / Tanggal : 2005-12-18 / Halaman : 38 / Rubrik : NAS / Penulis : Wijanarko, Tulus , Sunudyantoro, Wibowo, Kukuh S.
SEBUAH mobil berhenti di dekat lokasi Pondok Al-Islam Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur, suatu siang. Tiga orang bergegas keluar dari kendaraan dan langsung menuju kediaman Ustad Mohammad Khozin, yang jaraknya tak jauh dari kompleks pondok. Kepada Ketua Yayasan Al-Islam itu, ketiganya mengaku sebagai aparat kepolisian, meski tak menggunakan seragam dan tak mau menjelaskan asal kesatuannya. "Mereka meminta kepada Ustad agar diizinkan mengambil sidik jari semua santri Al-Islam," tutur Ustad Nur Fitrotullah, salah seorang pengajar Al-Islam, pekan lalu.
Tetapi Khozin menolak permintaan para polisi yang dianggap berlebihan itu. Bahkan, meski ketiganya telah mengatakan mendapat perintah atasannya, Khozin tak berubah pikiran. Rombongan aparat itu pun akhirnya segera berlalu meninggalkan pondok setelah merasa gagal membujuk Pak Khozin.
Khozin yang adalah kakak kandung trio Tenggulun pengebom Bali (Ali Ghufron alias Muklas, Amrozi, dan Ali Imron) tentu punya alasan. Menurut dia, pengambilan sidik jari itu berbau diskriminatif. Sebab, hanya santri pondok yang akan diambil sidik jarinya. "Jika kebijakan itu berlaku nasional dan untuk semua lembaga pendidikan, Ustad Khozin tak keberatan," kata Fitrotullah.
Peristiwa sebulan lalu itu teringat kembali oleh Fitrotullah setelah Wakil Presiden Jusuf Kalla mengeluarkan pernyataan keras soal penolakan kalangan pesantren. Pekan lalu Kalla meminta pengasuh pesantren tidak alergi atas rencana pemungutan sidik jari para santri. Dia beralasan, di banyak negara pemeriksaan sidik jari biasa dilakukan. "Kenapa pesantren di sini alergi? Janganlah berpikir negatif," katanya di depan peserta…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?