Mereka Berteriak Anti-revisi

Edisi: 11/35 / Tanggal : 2006-05-14 / Halaman : 36 / Rubrik : NAS / Penulis : Purwanto, Dyatmika, Wahyu ,


LILIS Makmudah tak henti mengangkat gagang telepon di kantornya di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Jarum jam menunjukkan hampir tengah malam, Ahad pekan lalu. Perempuan 50 tahun itu tak bisa menahan letih. Ia pun tertidur di lantai ruang kerjanya. "Saya mempersiapkan demo," katanya begitu terjaga.

Malam penutup bulan April lalu memang menguras tenaga Lilis. Tugasnya cukup berat, mengkoordinasi pengurus Serikat Pekerja Nasional se-Jawa. Maka, malam menjelang demonstrasi besar 1 Mei lalu, ia harus memastikan bahwa seluruh perwakilannya hadir. Bekas buruh pabrik sepatu ini bersorak kegirangan saat dikabari bahwa sekitar 35 ribu buruh siap turun ke jalan. Ia hendak tampil dalam geliat demo buruh terbesar di Tanah Air ini.

Esok paginya, begitu terjaga, perempuan berkerudung putih itu mulai bersiap turun. Ia mengikat kepalanya dengan kain hitam bertuliskan "Tolak Revisi Undang-Undang 13/2003". Sebuah kendaraan telah menunggu di lobi kantornya. Puluhan motor dan truk memuat para buruh beriringan di belakangnya. Mereka menuju ke arah lapangan parkir Senayan melewati Bundaran Hotel Indonesia.

Di sana sudah menunggu rekan senasib seperjuangan. Puluhan ribu buruh siaga bergerak menyemut. Dari atas kendaraan, Lilis berteriak…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?