Mengawal Proyek Tsunami
Edisi: 11/35 / Tanggal : 2006-05-14 / Halaman : 42 / Rubrik : NAS / Penulis : Dewanto, Eduardus Karel , Warsidi, Adi , Supriyanto, Agus
BUKHARI termangu di barak pengungsian di Desa Kajhu Baitussalam, Aceh Besar. Bersama istri dan anaknya, dia tinggal di ruangan 20 meter persegi. Di tempat inilah dia menghabiskan waktu seharian tanpa pekerjaan. "Andai saja rumah saya siap dibangun dan punya modal kerja, saya bisa mandiri," kata Bukhari, meratapi nasibnya ketika ditemui Tempo suatu sore pekan lalu.
Pria 30 tahun, warga Aceh Besar ini, salah satu korban tsunami Desember 2004. Gelombang dahsyat menggulung ludes rumah miliknya. Kini, dia terpaksa tinggal di barak menunggu rumah bantuan pemerintah. Ditunggu setahun, rumah yang disediakan rupanya tak kunjung layak huni. Kaca jendela renggang, atap masih bocor, listrik dan toilet pun belum ada. Bukhari berkeluh, "Bagaimana kami bisa pulang."
Keluhan Bukhari juga disuarakan oleh Forum Lembaga Swadaya Masyarakat lokal Aceh-Nias pekan lalu. Mereka menemui Ketua Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi Aceh-Nias Kuntoro Mangkusubroto di kantornya, Lueng Bata Banda Aceh. Haikal, ketua forum itu, mengkritik lembaga penanggung jawab rekonstruksi Aceh tersebut belum maksimal memperhatikan para pengungsi di barak.
Kritik diterima Kuntoro dengan lapang dada. Hingga setahun usia BRR, Kuntoro tak mengelak pelbagai protes yang menunjuk hidung BRR bekerja lamban. Sejatinya, BRR juga ingin Aceh jauh lebih baik dari yang dulu. Hanya saja, kendala di setiap lini tak kunjung…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?