Konsolidasi Para
Edisi: 10/35 / Tanggal : 2006-05-07 / Halaman : 26 / Rubrik : NAS / Penulis : Setyarso, Budi , ,
SURAT bernomor D-01 itu dikeluarkan Gubernur Akademi Militer, Mayor Jenderal Sarwo Edhi Wibowo, 34 tahun silam. Isinya, larangan bagi para taruna senior menghukum yuniornya dengan memukul atau menganiaya. Setahun sebelumnya memang ada seorang taruna meninggal akibat tekanan para seniornya. Bagaimanapun, aturan baru ini menguntungkan para taruna baru.
Julukan sinis pun diselempangkan untuk mereka: taruna manja. "Karena angkatan tahun itu tidak pernah memperoleh tekanan fisik dari senior mereka," kata seorang perwira Angkatan Darat kepada Tempo. Inilah para taruna yang kemudian lulus dari Akademi Militer pada 1975.
Kini, tiga dekade lebih setelah para "taruna manja" itu meninggalkan Lembah Tidar, Magelang, mereka mulai menempati pucuk-pucuk jabatan di Angkatan Darat. Adalah Jenderal Djoko Santoso, kini Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), yang memimpin gerbong.
Sebenarnya Djoko menempati peringkat kedua di bawah Mayor Jenderal Syaiful Rizal--kini Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus-- saat lulus Akademi Militer. Namun, pria kelahiran 8 September 1952 itu kini menyalip dan menjadi peraih pangkat tertinggi di angkatannya.
Menjadi KSAD sejak Februari tahun lalu, Djoko menerobos dominasi para alumni Akademi Militer 1973 dalam…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?