Dewan Kesenian Baru, Napas Baru

Edisi: 02/35 / Tanggal : 2006-03-12 / Halaman : 80 / Rubrik : SN / Penulis : Suditomo, Kurie , ,


WAWANCARA pada suatu siang awal Februari lalu itu berlangsung sekitar 30 menit. Tapi Marco Kusumawijaya, arsitek perkotaan, mengaku gemetar. Bukan apa-apa, di hadapannya duduk tokoh-tokoh kesenian, yang menurut Marco, ”Orang-orang yang saya kagumi sejak bangku sekolah dasar.”

Di depannya ada Rendra, Sardono W. Kusumo, N.H. Dini, A.D. Pirous, Slamet Abdul Syukur, Misbach Yusa Biran, Koesnadi Hardjasoemantri, Goenawan Mohamad, dan Ajip Rosidi. A.D. Pirous kemudian membuka percakapan. Ia meminta Marco menjelaskan visinya tentang kesenian. Bak dalam fit and proper test, Marco menguraikan panjanglebar konsep Jakarta sebagai kota berkesenian.

Tanya-jawab terjadi. Para tokoh yang tergabung dalam Akademi Jakarta itu kemudian memutuskan Marco sebagai salah satu dari 25 anggota baru Dewan Kesenian Jakarta.

Selain Marco, beberapa nama seperti koreografer Boi G. Sakti, pemusik Dwiki Dharmawan, sastrawan Radhar Panca Dahana, dan sutradara Riri Riza juga bergabung dalam kepengurusan baru Dewan Kesenian Jakarta periode 2006-2009, yang akan berkantor di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Ke-25 nama itu akan menggantikan pengurus…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.