Berhari-hari Melawan Maut

Edisi: 51/34 / Tanggal : 2006-02-19 / Halaman : 36 / Rubrik : NAS / Penulis : Dewanto, Eduardus Karel , Fortuna, Jems de,


GELOMBANG setinggi kira-kira lima meter tiba-tiba menghantam lambung kapal. Guncangannya membikin limbung. Kapal meliuk-liuk miring sekitar 45 derajat, bergoyang ke kiri dan ke kanan. Air muncrat masuk ke dek terbawah, tempat menampung kendaraan. Motor-motor roda dua copot dari tali pengikat. Rontok, lalu jatuh bergelimpangan ke sana kemari.

Kapal itu bernama Citra Mandala Bahari. Pada Selasa malam, dua pekan lalu, kapal milik PT Prima Executive Surabaya ini tengah melakukan pelayaran dari Kupang menuju Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Di Selat Rote, badai yang disusul dengan gelombang besar menghadangnya.

Naiknya air ke dek membuat Yosua Sodak, salah seorang penumpang, gundah. Ia tahu petaka bakal datang. Para anak buah kapal berseragam biru tua berusaha memompa air dan membuangnya ke laut. Tapi upaya ini tidak terlalu membantu. Air yang masuk ke kapal jauh lebih deras. ”Semua orang jadi panik,” ujar Yosua yang sehari-hari bekerja di Dinas Perhubungan Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.

Puncaknya pukul setengah sembilan malam Waktu Indonesia Tengah. Ombak menghantam lagi lambung kanan si kapal tua buatan Jepang 1982. Kali ini paling dahsyat. Mobil pribadi, mobil boks, truk muatan material…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?