Politik Tanpa Partai
Edisi: 48/34 / Tanggal : 2006-01-29 / Halaman : 35 / Rubrik : NAS / Penulis : Patria, Nezar , Adityo, Dimas, Rachmadi, Raden
MEREKA berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia, nyaris tanpa suara. Entah apa sebabnya, mereka bungkam tak mau bicara. Lebih dari 40 bekas aktivis dan panglima sagoe Gerakan Aceh Merdeka (GAM), dan rata-rata pernah memanggul senjata, rupanya agak rikuh mau menekuni ilmu baru. "Kami mau ikut kursus politik," bisik satu tokoh gerakan itu di Banda Aceh sebelum mereka bergerak ke Malaysia dua pekan lalu.
Tak jelas, berapa lama kursus itu berlangsung dan mengapa pula mereka takut bicara. Mungkin, kata "pelatihan politik" masih sensitif bagi gerakan yang dulunya lebih banyak bicara pakai bedil itu. Tapi, toh belakangan ihwal pelatihan diungkap sendiri oleh petinggi GAM Swedia, Dr. Zaini Abdullah, yang hadir juga di Malaysia. "Kami memberi bekal politik dan pemerintahan bagi anggota," ujarnya di Kuala Lumpur, Senin pekan lalu.
Selain Zaini, ada juga tokoh lain, seperti bekas Panglima Tentara Negara Aceh Muzakkir Manaf, juru bicara Bakhtiar Abdullah, dan Sofyan Dawood. Acara pembekalan politik itu didukung Olof Palme Center, lembaga internasional asal Swedia. Tujuannya, agar GAM mampu beralih cara, dari perjuangan bersenjata ke gerakan politik.
Bagi GAM, tentu acara ini cukup penting. Apalagi, kata Zaini, kalau Undang-Undang Pemerintahan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?