Terkapar Di Tapal Batas
Edisi: 47/34 / Tanggal : 2006-01-22 / Halaman : 28 / Rubrik : NAS / Penulis : Parera, Philipus , Fortuna, Jems de,
AIR mata seolah tak mau berhenti mengalir dari sepasang mata mungil Olandina Mauberi. Di dadanya bocah lima tahun itu mendekap erat sehelai kemeja hitam lusuh. Itu kemeja kesayangan ayahnya, Stanis Maubere, yang tewas diterjang pelor polisi penjaga perbatasan Timor Leste, Jumat siang dua pekan lalu. âBapa sudah tidak ada sekarang,â ujarnya tersedu.
Melihat kakaknya menangis, Yudit Mauberi, 2½ tahun, yang lagi di pelukan ibunya, pun menangis. âKini kami cuma bisa lihat dia punya foto,â ujar Paskela, istri Stanis. Dia menunjuk foto suaminya yang tergantung di dinding rumah mereka yang semipermanen.
Stanis (40 tahun), Jose Mausorte (38), dan Candido Mariano (24), tewas ditembak di Sungai Malibaca, Turiskain. Menurut saksi mata, mereka sedang memancing ketika itu. Ketiganya adalah mantan milisi Timor Timur pro-integrasi, Besi Merah Putih. Setelah kalah dalam jajak pendapat pada Agustus 1999, mereka hengkang dan tinggal di Dusun Wekrama, Desa Tohe, Kecamatan Reihat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Desa Tohe yang terletak di pedalaman, jauh…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?