Otonomi Dan Perut Yang Membusung
Edisi: 17/34 / Tanggal : 2005-06-26 / Halaman : 26 / Rubrik : NAS / Penulis : Wijanarko, Tulus , Kurniawan, Dedy , Rosyid, Imron
MATA Iman meruapkan rasa takut. Bocah dua tahun itu gentar ketika dua perawat Rumah Sakit Umum Sulawesi Tenggara mendekatinya. Tangisnya terdengar saat seorang perawat menusukkan jarum ke jarinya untuk mengambil contoh darah. Perutnya membuncit, tulang iganya menonjol. Pandangan sayunya terselip di matanya yang cekung. Tungkai kaki dan tangannya mengecil. Ia menangis lirih: Imam bahkan tak punya cukup tenaga untuk bersuara.
Bocah itu mengidap busung lapar? Belum tentu. Saya yakin anak itu cuma kena gizi buruk, kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, dr Jefri Siahaan. Saat dijenguk Tempo, Kamis pekan lalu, Iman sudah dua hari menginap di rumah sakit.
Sebelumnya, anak bungsu dari sembilan bersaudara itu hanya tergeletak lunglai di rumahnya yang sederhana di Kelurahan Puwatu, Kendari. Beruntung, ada Agista Ariyani Ali Mazi, istri Gubernur Sulawesi Tenggara, yang segera mendatangi rumah keluarga Iman. Agista tergerak karena membaca koran lokal yang memberitakan kondisi mengenaskan anak pasangan Rasidi dan Mburi itu. Ibu Gubernur segera memboyong Iman ke rumah sakit.
Rasidi, yang sehari-hari memulung sampah, mengaku tak mampu memberi makan yang layak bagi anak-anaknya. Boro-boro ke posyandu yang jauhnya 4 kilometer dari rumah ini, katanya. Berpendapatan tak pernah lebih dari Rp 30 ribu per hari, mereka sudah bersyukur jika masih bisa mengepulkan asap dapur saban hari.
Di lingkungannya, Rasidi tak menanggung lara sendirian. Menurut Lurah Puwatu, Saharuddin L., dari 1.060 keluarga di wilayahnya, ada sekitar 540 keluarga yang semiskin Rasidi. Jadi, balita yang mengalami gizi buruk kemungkinan juga cukup banyak, katanya mengaku.
Kenyataannya, menurut data Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara, seluruhnya terdapat lebih dari 700 balita yang mengalami gizi buruk di provinsi itu. Jumlah terbesar, eloknya, ada di ibu kota Provinsi Kendari. Sisanya tersebar di berbagai kabupaten, di antaranya Buton, Muna, dan Wakatobi (lihat, Kami Hanya Makan Bubur…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?