Jalan Remang Setelah Tentena
Edisi: 17/34 / Tanggal : 2005-06-26 / Halaman : 44 / Rubrik : NAS / Penulis : Setiyardi, Muhammad, Darlis ,
MARLYN Mira masih tergolek di Bangsal B kelas III Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, hingga pekan lalu. Jarum infus menikam lengan perempuan 46 tahun itu. Ia sulit bicara, di sekitar mulut banyak luka. Marlyn sedang menunggu keputusan tim bedah untuk mengeluarkan beberapa keping besi dari tubuhnya.
Ibu empat anak ini diguyur serpihan bom ketika berbelanja di Pasar Sentral, Tentena, Poso, 28 Mei lalu. Awalnya ia dirawat di RS Sinar Kasih, Tentena. Luka-lukanya yang memburuk membuat rumah sakit kecil itu angkat tangan. Marlyn dan lima korban bom lainnya dikirim ke RS UKI, Jakarta. Saya ingin pelaku bom segera ditangkap dan diadili, katanya terbata-bata.
Meski termasuk berbahan peledak rendah, bom Tentena mencabut 22 jiwa. Puluhan pedagang dan pembeli di Pasar Sentral hingga kini masih terbujur di pelbagai rumah sakit di Poso, Palu, Makassar, Surabaya, dan Jakarta. Bom yang dibuat dari komposisi potasium klorat dan sulfur itu dijejali potongan besi runcingyang membuat bom jadi mesin pembunuh yang laknat.
Akan halnya pelaku pengeboman, pekan lalu Kepala Polda Sulawesi Tengah, Brigjen Aryanto Sutadi, malah memberikan sinyal pesimistis. Aryanto mengaku polisi kesulitan mengungkap jaringan bom Tentena. Soalnya, di tempat kejadian, polisi tak menemukan sisa alat bukti yang meyakinkan.
Tak seperti bom…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?