Bajak Laut Bergaji Dolar

Edisi: 16/34 / Tanggal : 2005-06-19 / Halaman : 42 / Rubrik : NAS / Penulis : Meuko, Nurlis E. , Dalle, Rumbadi , Ardiansyah, Arief


MONCONG sebuah kapal kargo terlihat jelas di tengah laut, bergerak perlahan merapat ke Pelabuhan Pasir Gudang, Johor, Malaysia. Saat matahari mulai condong ke barat, kapal yang di badannya bertulisan ”General Cargo Inabukwa” sudah menurunkan sauh di dekat lahan seluas seribu hektare itu. Di sepanjang pelabuhan terlihat ribuan kontainer dan tumpukan kargo di sela-sela deretan gudang barang.

Begitu merapat di dermaga, sejumlah anak buah kapal Inabukwa meloncat ke darat. Mereka sempat berbincang sejenak dengan petugas di salah satu gudang. Selanjutnya, buruh pelabuhan menggerakkan alat-alat berat menurunkan 573 ton timah senilai US$ 4,6 juta (sekitar Rp 44 miliar) milik PT Timah Tbk dari kapal tersebut. Pekerjaan ini berlangsung hingga dini hari.

Setelah isi perutnya terkuras, kapal milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) yang dinakhodai Syamsuardi bersama 16 anak buahnya ini bergerak kembali ke tengah laut. Sepintas, peristiwa pada 24-25 April ini terlihat seperti bongkar-muat biasa—berjalan lancar. Apalagi, kegiatan itu berlangsung di pelabuhan resmi, pintu keluar-masuk barang ekspor-impor paling ramai di Malaysia. Di sini, tak kurang dari 650 ribu kapal kontainer keluar-masuk per tahun.

Namun, sehari kemudian, Kepala Cabang PT Pelni Bangka-Belitung, Asril Surin, mendapat telepon dari Syamsuardi. Dia melaporkan: Inabukwa dirompak. Diceritakan, kapal berbobot 980 ton bertolak dari Pusmet Mentok, Bangka-Belitung, pukul 05.40 WIB pada 22 April. Semula kapal ini berencana berlayar menuju Singapura dan dijadwalkan sampai di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?