Selamat Tinggal Opec

Edisi: 14/34 / Tanggal : 2005-06-05 / Halaman : 58 / Rubrik : KL / Penulis : Kurtubi, ,

Mereka berdua ini tahu persis bahwa dalam beberapa bulan terakhir menjelang rapat Dewan Direksi Exxon, ketidakpuasan di kalangan negara penghasil minyak khususnya di Timur Tengah sudah memuncak. Mereka meradang karena munculnya rumor harga minyak akan turun. Pada saat itu, harga masih ditentukan secara sepihak oleh kartel tujuh perusahaan minyak raksasa yang biasa disebut ”The Seven Sisters” di mana Exxon termasuk di dalamnya bersama Mobil, Chevron, Texaco, Gulf, BP, dan Shell.

Ketika itu, raksasa-raksasa minyak tersebut pada umumnya memperoleh konsesi sewaktu negara-negara produsen minyak mereka masih sangat lemah atau di bawah pemerintahan jajahan. Sehingga, kontrol atas lapangan dan produksi minyak di dunia saat itu rata-rata masih berada di bawah kendali perusahaan-perusahaan raksasa tersebut. Akibatnya, negara-negara itu tidak berdaya setiap kali perusahaan minyak menurunkan harga—yang berdampak pada menurunnya royalti yang diterima negara-negara pemilik sumber daya.

Agaknya, Rathbone tak melihat gejolak yang terjadi di bawah permukaan dan Exxon tetap menurunkan harga mulai 9 Agustus 1960. Keputusan Exxon tersebut didukung oleh raksasa minyak lain. Bagaimanapun, penurunan harga minyak mentah tidak akan mengurangi pendapatan mereka sebagaimana yang dialami negara pemilik sumber daya. Malahan, keuntungan perusahaan akan meningkat karena mereka menguasai bisnis minyak dari hulu hingga hilir.

Tapi, langkah kumpulan perusahaan minyak raksasa tersebut ternyata mendapat tantangan konkret dari negara penghasil minyak. Satu bulan setelah mereka menurunkan harga minyak, wakil-wakil negara produsen minyak dari Arab Saudi,…

Keywords: -

---

Foto Terkait