Lambaian Tangan Sang Diktator

Edisi: 12/34 / Tanggal : 2005-05-22 / Halaman : 34 / Rubrik : NAS / Penulis : Patria, Nezar , Ramidi, Warta, Martha


DARI atas kursi roda yang meluncur pelan, Soeharto melambaikan tangannya kepada orang-orang di lobi Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan. Di belakangnya, mengekor sejumlah tim medis dan juga pengawal. Dia bersarung ungu dengan baju koko hijau muda. Sudah sepekan dia terbaring di rumah sakit itu. Meski belum sembuh benar, Soeharto memutuskan pulang ke rumahnya di Jalan Cendana, Jakarta Pusat, Kamis pekan lalu.

Dia masih sempat mengangkat tangannya, melambai kepada orang-orang, sebelum masuk ke mobil. Wajahnya masih pucat. Tangan kirinya tampak bengkak akibat bekas tusukan jarum infus. Tapi dia selalu punya tenaga untuk tersenyum. ”Sekarang boleh pulang,” ujar ketua tim dokter kepresidenan, Jenderal Mardjo Soebandiono. Kepada tim dokter, Soeharto berjanji, kalau kondisi memburuk akibat perdarahan usus itu, dia segera kembali lagi. Sebelumnya Soeharto pernah terserang stroke. Otak, jantung, paru-paru, dan ginjalnya dilaporkan belum pulih benar.

Tapi, selama terbaring di rumah sakit itu, jejaknya sebagai bekas orang kuat masih terasa. Di kamar 604, tamu tak henti berdatangan. Ada bekas wakil presiden Try Sutrisno, pengusaha Bob Hasan, bekas Kepala Staf Angkatan Darat Wismoyo Arismunandar, serta sejumlah pensiunan menteri zaman Orde Baru. Tak lupa, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dua pemimpin baru Indonesia itu datang pada kesempatan yang berbeda.

Tak semua yang datang adalah kawan. Pada hari ketiga, bekas musuh politiknya, A.M. Fatwa, datang membesuk. Tapi kali ini Fatwa datang dengan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?