Cara Santun Memanggil Mat Intel

Edisi: 11/34 / Tanggal : 2005-05-15 / Halaman : 28 / Rubrik : NAS / Penulis : Budi, Johan , Dariyanto, Erwin , Widyanto, Untung


SULIT nian memeriksa intel di negeri ini. Bahkan perlu seorang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk ”membujuk” mantan Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara (BIN) Nurhadi Djazuli agar mau menghadiri panggilan Tim Pencari Fakta kasus Munir.

Bukan sekadar imbauan, sebuah protokol yang berisi tata cara pemeriksaan—termasuk kesepakatan tentang tempat pemeriksaan—diteken Kepala BIN Syamsir Siregar dan Ketua Tim Pencari Fakta (TPF) Marsudhi Hanafi Senin pekan lalu. ”Ini salah satu syarat yang diajukan Nurhadi untuk mau memenuhi undangan,” kata Wakil Ketua TPF, Asmara Nababan. Nurhadi adalah pejabat BIN pertama yang dimintai keterangan oleh tim.

Isi protokol itu sendiri masih remang-remang. Bahkan tempat pemeriksaan Nurhadi pun masih disimpan rapi. ”Kami sudah berkomitmen untuk tidak membocorkan detailnya,” kata Rachland Nashidik, anggota TPF. Yang pasti, ”Tidak di kantor BIN,” tuturnya lagi. Sebelumnya Asmara Nababan pernah menyebut kantor Komisi Nasional Perempuan di Menteng, Jakarta Pusat, sebagai tempat pemeriksaan Nurhadi.

Sebelumnya, TPF dengan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?