Dari Tuban Menerobos Dominasi
Edisi: 00/33 / Tanggal : 2004-06-30 / Halaman : 50 / Rubrik : NAS / Penulis : , ,
Setiap saat dan para penabung bisa tidur lelap tanpa khawatir duitnya menguap ke langit.
DENGAN air sungai, Kiai Haji Hasyim Muzadi membasuh wajah, tangan, kaki, dan ubun-ubunnya. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini seakan tidak peduli dengan keadaan air yang keruh, berwarna cokelat karena tercampur lumpur. Sebaris doa diucapkannya seusai berwudu di Sungai Lombok di Bangilan, Tuban, Jawa Timur.
Calon wakil presiden yang digandeng Megawati Soekarnoputri ini tidak hendak salat. Dia melanjutkan langkah dengan mengunjungi makam kedua orang tuanya, Muzadi dan Hj. Rumyati. Ritual kecil itu dilakukannya setelah dia memastikan diri maju dalam palagan perebutan kursi wakil presiden, sebulan lalu.
Sejuknya air sungai dan senyapnya makam bisa mengingatkan pada kenangan masa lalunya, saat dia masih bocah dan belum mengenal riuh-rendahnya politik. Di sungai dekat rumah kelahirannya itu, Ahmad Hasyim--namanya saat lahir--suka ciblon (mandi dan bermain di sungai). "Kalau sudah ciblon, dia betah berjam-jam," kata Hanifah, kakak Hasyim, mengenang.
Hasyim lahir pada 8 Agustus 60 tahun lalu, sebagai anak ketujuh dari delapan bersaudara. Ayahnya yang pedagang tembakau telah mangkat 35 tahun silam, sementara ibunya yang berjualan roti meninggal sembilan tahun lalu. Namun, hingga kini dia masih mempertahankan rumah kayu tempat kelahirannya di Bangilan, Tuban, yang telah penuh lubang.
Saudara-saudaranya pernah meminta Hasyim merenovasi rumah yang telah berumur seabad itu saat dia terpilih sebagai Ketua Umum PBNU. Namun, dia menolak.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?