Dari Buaya Ke Mulut Harimau
Edisi: 08/34 / Tanggal : 2005-04-24 / Halaman : 44 / Rubrik : NAS / Penulis : Suud, Yuswardi A. , ,
MAGRIB hampir menjelang ketika Suhendar, 34 tahun, menyiapkan sepeda motornya. Kendaraan roda dua itu bakal digunakan memboyong anggota keluarganya: dua anak masing-masing berusia empat dan enam tahun, serta seorang istri yang diganduli satu tas pakaian, dua bantal, plus sehelai tikar plastik.
Dengan sepeda motor bebek itulah mereka berempat meneguhkan hati hengkang sementara dari Purus, Kecamatan Padang Barat, Selasa pekan lalu. Mengapa mengungsi? Ancaman tsunami, Bung! Rumah mereka hanya dipisahkan jalan dengan bibir pantai. Apalagi sejak akhir Maret lalu, Kota Padang berkali-kali digoyang gempa.
Berhari-hari mereka tak bisa tidur nyenyak, diganggu mimpi tsunami. Puncaknya pada Ahad sore pekan lalu, ketika gempa berkekuatan 7,4 pada skala Richter menggoyang Padang. Warga yang tinggal di bibir pantai kocar-kacir mencari dataran tinggi. Ribuan orang tumpah ke jalan, tak berani masuk rumah.
Malam itu saya tidur di trotoar Jalan Limau Manis bersama istri dan anak saya, Suhendar bercerita. Tak kuat menanggung kecemasan lebih lama, Suhendar akhirnya memutuskan mengungsi ke…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?