Perempuan Pengarang Dan Kemampuan Menenggang
Edisi: 10/33 / Tanggal : 2004-05-09 / Halaman : 76 / Rubrik : IQR / Penulis : , ,
KEMENANGAN Dewi Sartika dengan novelnya Dadaisme, Abidah el-Khalieqy dengan novelnya Geni Jora, dan Ratih Kumala dengan novelnya Tabula Rasa dalam Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta 2003 tidak pelak lagi semakin menstimulasi ketercengangan publik sastra di Indonesia. Bukan kemenangan itu benar yang menjadi persoalan, melainkan mereka bertiga itu perempuan. Tapi kenapa dengan "perempuan"? Pada 1975, ketika Marianne Katoppo dan Suwarsih Djojopuspito, masing-masing dengan novel Raumanen dan Arlinah, memperoleh hadiah dan penghargaan dalam kegiatan yang sama, ketercengangan serupa itu tidak terjadi. Baru pada 1998, sewaktu Ayu Utami menyabet penghargaan tertinggi atas novelnya yang berjudul Saman, kehebohan akan oposisi lelaki-perempuan, serta perihal konsepsi patriarkis yang konon selama itu ada, menyeruak ke permukaan.
Agaknya, imaji atau citra mengenai sastra masih saja tak jauh-jauh dari pria. Itu sebabnya, laiknya profesi apa saja,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…