Senjakala Bukit Matahari

Edisi: 07/34 / Tanggal : 2005-04-17 / Halaman : 42 / Rubrik : NAS / Penulis : Setiyardi, Hayati, Istiqomatul,


GEMPA yang menggoyang Nias, duapekan lalu, tak meluputkan Bawomataluwo, dusun purba tak jauh dari Teluk Dalam, Nias Selatan. ”Batu lompat itu sulit digunakan lagi,” kata Memoris Wau, 50 tahun, kepala Desa Bawomataluwo, memandang ”hombo batu” itu yang kini berantakan. Memoris tentu gundah: atraksi lompat batu, yang disebut fahombe, merupakan ritual penting bagi warga Desa Bawomataluwo.

Menurut kepercayaan setempat, seorang pemuda dianggap dewasa jika sanggup melompati tumpukan batu setinggi dua meter itu. Atraksi lompat batu juga menjadi penanda eksotisme Nias yang membetot minat turis. ”Setiap bulan sekitar 100 turis asing berkunjung ke Bawomataluwo,” ujar Memoris Wau.

Tak cuma hombo batu, tumpukan batu megalit berukuran 2x2 meter di halaman utama kampung juga…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?