Musim Semi Perekonomian Indonesia
Edisi: 08/32 / Tanggal : 2003-04-27 / Halaman : 106 / Rubrik : KL / Penulis : Harinowo, Cyrillus, ,
ADAM Le Mesurier, analis dari Goldman Sach, baru-baru ini membuat suatu analisis yang menarik mengenai Indonesia. Dia menulis: perekonomian Indonesia tak tergoyahkan, "the unshakable economy". Meskipun judulnya pakai tanda tanya, ternyata isinya justru "tanda seru".
Le Mesurier bukanlah orang baru bagi Indonesia. Orang Prancis yang bertubuh bak pendekar (agak pendek tetapi kekar) ini sebelumnya merupakan analis dari Swiss Banking Corporations (SBC), dan analisisnya mengenai Indonesia selalu pas dengan keadaan negeri ini. Pengetahuannya mengenai perekonomian Indonesia lebih dari rata-rata analis luar negeri yang saya kenal. Jika jelek dia katakan jelek, jika baik juga akan dikatakan baik. Dia sangat obyektif dan fair. Karena itu, membaca tulisannya yang terakhir mengenai Indonesia sungguh membesarkan hati.
Le Mesurier mengatakan, "Para investor umumnya salah menduga mengenai kemampuan Indonesia menyerap tekanan besar dari krisis. Karena itu, meskipun tahun 2004 nanti akan ada risiko sesaat karena Pemilu, dia tetap optimistis (bullish) dengan investasi dalam rupiah."
Le Mesurier ternyata tidak sendirian. Meskipun pendapatnya ini hanya dikirimkan melalui e-mail ke saya, ternyata William Belchere, Direktur Riset JP Morgan Chase Asia di Hong Kong, secara hampir bersamaan juga memberikan penilaian yang sama. William Belchere, yang sebelumnya lama menjadi Direktur Riset Merrill Lynch Singapura, mengatakan para investor dunia menjadi sangat positif mengenai Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Bahkan ketika wabah SARS menimpa Cina, Hong Kong, dan Singapura, yang dampaknya sangat besar pada perekonomian. Pasar modal Hong Kong, misalnya, sangat terpengaruh oleh perkembangan negatif wabah tersebut dan terseret turun penampilan negatif Cathay Pacific. Para eksekutif keuangan mereka praktis tidak bisa ke mana-mana. Kantor mereka di negara lain tidak bisa menerima para eksekutif mereka secara langsung, dan harus menunggu sampai sekitar seminggu setelah mereka keluar dari Hong Kong. Keadaan itu praktis membelenggu negara pulau tersebut. Dalam keadaan demikian, para investor kemudian mencari alternatif bagi penempatan dana mereka.
Bagi Indonesia, di…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…