Petral Menunggu Vonis

Edisi: 03/33 / Tanggal : 2004-03-21 / Halaman : 120 / Rubrik : EB / Penulis : Usman, M. Syakur , ,


DAHI Alfred H. Rohimone langsung berkerut dan rona wajahnya sontak berubah masam ketika TEMPO menanyakan nasib investasi Petral senilai US$ 4,9 juta (Rp 41,6 miliar) di Kamboja. "Duit itu kami anggap hilang," kata pria yang baru tujuh bulan menjabat Direktur Keuangan PT Pertamina tersebut.

Ia membandingkan investasi tersebut dengan tingkat pengembalian Badan Penyehatan Perbankan Nasional, yang hanya 28 persen dalam kurun waktu lima tahun. "Apalagi Petral yang hampir 10 tahun, mungkin hanya kembali 10-15 persen."

Petral, anak perusahaan Pertamina yang berkantor di Singapura, memang memberikan pekerjaan rumah yang memusingkan bagi Alfred dan jajaran direksi baru Pertamina yang dilantik 17 September tahun lalu.

Mantan komisaris PT Bank Central Asia Tbk. ini pantas gusar. Soalnya, sejak investasi dikucurkan pada 1996, Petral belum mendapat dividen sepeser pun. Mitra bisnisnya, Friendship Petro Import Export Co. Ltd., beralasan perusahaan sedang merugi.

Masalahnya, ini bukan kebobolan yang pertama kali. Sebelumnya, deposito Petral di Credit Suisse…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…