K.H. Hasyim Muzadi: "Koalisi Nasionalis-Agama Akan Menyelamatkan Bangsa"

Edisi: 52/32 / Tanggal : 2004-02-29 / Halaman : 29 / Rubrik : NAS / Penulis : , ,


MENJELANG pemilihan presiden pada Juli 2004, nama K.H. Hasyim Muzadi, 60 tahun, makin banyak disebut. Beberapa partai besar mulai melirik kiai kelahiran Tuban, Jawa Timur, ini untuk menjadi calon wakil presiden mereka. Tak aneh jika diingat, sebagai Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), organisasai Islam dengan sekitar 40 juta anggota, Hasyim bisa menjadi vote getter potensial.

Dua pekan lalu, misalnya, Megawati Soekarnoputri memerlukan bertandang ke Pondok Pesantren Al-Hikam di Malang, Jawa Timur, menemui Hasyim. Menyambut Mega, yang datang sebagai Ketua PDI Perjuangan, Hasyim Muzadi mengatakan, "Ini kunjungan silaturahmi yang sangat penting." Tak salah bila PDI Perjuangan betul-betul "meminang" Hasyim. Bagaimanapun, koalisi "nasionalis-agama" masih dianggap komposisi paling kuat untuk paket calon presiden dan wakil presiden.

Untuk membahas kemungkinan dirinya ikut meramaikan bursa pemilihan presiden, serta pelbagai isu politik mutakhir, wartawan TEMPO Setiyardi mewawancarai Hasyim Muzadi di Kantor Pengurus Besar NU di Jakarta. Wawancara sempat dihentikan karena Hasyim mengeluh "masuk angin" dan meminta ajudannya mengeroki sekujur tubuhnya.

Benarkah Megawati akan menggandeng Anda menjadi wakil presiden?

Ha-ha-ha.... Pada intinya ini kunjungan silaturahmi. Saya memang dekat dengan Megawati. Soalnya, saya selalu datang ke acara hari ulang tahun Bung Karno. Ini merupakan kunjungan keempat Megawati ke pesantren saya. Pertama, sebelum jadi wakil presiden. Kedua dan ketiga saat jadi wakil presiden.

Apa isi pembicaraan Anda dengan Mega? Ada pinangan terbuka?

Belum..., belum.... Dalam pertemuan tersebut kami menyepakati bahwa yang akan menyelamatkan bangsa adalah koalisi "nasionalis-agama". Itu inti pembicaraan. Soal tawaran menjadi calon wakil presiden, itu baru rumor. Bahkan saya mendengar dari berita-berita, yang tertarik tak hanya Ibu Megawati.

Anda mendekat ke kubu Megawati, tapi malah menjauh dari Gus…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?