Ada Udang Di Balik Bantuan

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-04-11 / Halaman : / Rubrik : INT / Penulis :


INSIDEN itu terjadi pada pertengahan Maret lalu. Seorang pejabat pemerintah Amerika Serikat sibuk mencari alat pelindung diri yang mulai langka untuk para dokter dan perawat di sana. Saat itu, jumlah orang di Amerika yang terjangkit Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) sudah menembus 50 ribu dan terus bertambah sekitar seribu kasus setiap hari dengan angka kematian melampaui seribu orang.
Sang pejabat mencoba meminta bantuan kepada Thailand. Jumlah kasus corona di Negeri Gajah Putih memang masih rendah, tapi terus menunjukkan tren yang meningkat. Saat menelepon pejabat Thailand, dia diberi kabar yang membuatnya bingung: sebuah kapal mengangkut alat pelindung diri dari Amerika justru sedang menuju Bangkok. Bahkan itu merupakan pengiriman kedua.
Menurut Politico, para pembantu Presiden Amerika Serikat Donald Trump sadar ada yang tak beres di sini. Wakil Presiden Amerika Mike Pence segera menangguhkan pengiriman tersebut sambil meminta stafnya meninjau kembali prosedur pengiriman bantuan.
Insiden ini memicu ketegangan antara pejabat Badan Amerika Serikat untuk Pembangunan Internasional (USAID), pengirim bantuan itu, dan anggota gugus tugas penanganan wabah pimpinan Pence. Washington kemudian menerapkan moratorium pengiriman semua bantuan USAID ke negara-negara yang meminta bantuan alat pelindung diri. Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA) bahkan meminta USAID menarik cadangan alat yang tersimpan di Dubai, Uni Emirat Arab, dan Miami, Amerika, untuk digunakan di sejumlah rumah sakit Amerika.
Meski sebagian permintaan bantuan telah diproses dan barangnya sudah dikirimkan, kebijakan baru ini praktis membekukan bantuan yang telah disetujui untuk sekurang-kurangnya 13 negara, termasuk Vietnam, Bangladesh, Honduras, dan Filipina. Bahaya dari kebijakan ini, kata seorang pejabat Amerika kepada Politico, adalah rusaknya hubungan baik Amerika dengan para sekutunya yang mungkin akan membantu negara Abang Sam ketika pasokan dalam negerinya kritis.
Sementara Amerika menghentikan banyak bantuan, Cina dan Rusia justru agresif mengirimkan bantuannya ke sejumlah negara, termasuk Amerika. Padahal, hingga Kamis, 9 April lalu, Rusia menghadapi 18.051 kasus positif. Sedangkan Cina, negara tempat pertama Covid-19 merebak, masih punya 1.160 kasus positif, meski jauh menurun dari masa puncaknya pada 18 Februari dengan 57.805…

Keywords: CinaAmerika SerikatRusiaVirus CoronaCovid-19
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…