Berserak Kerikil Di Blok Rokan

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-07-18 / Halaman : / Rubrik : EB / Penulis :


BABAK baru pengelolaan Blok Rokan akan segera dimulai. Pemerintah resmi menunjuk Green Corps, organisasi lingkungan hidup asal Amerika Serikat, menjadi auditor lingkungan untuk lapangan minyak dan gas bumi yang berlokasi di Riau tersebut. Perjanjian kerja sama diteken pada Ahad, 12 Juli lalu. “Sudah, kickoff meeting Senin lalu,” kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto kepada Tempo, Kamis, 16 Juli lalu. Ia menjelaskan, proses pemeriksaan akan memastikan lokasi dan memperkirakan volume tanah yang terkontaminasi minyak. Selanjutnya, audit akan menghitung besaran dana cadangan untuk pemulihan pasca-penambangan (abandonment and site restoration) yang mesti disediakan oleh PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), kontraktor kontrak kerja sama Blok Rokan. Dengan begitu, segala keputusan akan dapat diaudit dan segera dibereskan sebelum CPI meninggalkan Rokan tahun depan. Kontrak bagi hasil (production sharing contract) Chevron di Blok Rokan akan berakhir pada Agustus 2021. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sejak Juli 2018 menolak proposal perpanjangan kontrak CPI, yang separuh abad terakhir menggarap Rokan. Pemerintah mengalihkan pengelolaan wilayah kerja migas yang pernah menjadi primadona di Tanah Air itu kepada PT Pertamina (Persero) selama 20 tahun. Ketika mengumumkan pengalihan pengelolaan tersebut dua tahun lalu, Wakil Menteri Energi Arcandra Tahar mengatakan Pertamina menawarkan bonus tanda tangan (signature bonus) dan komitmen kerja pasti senilai total US$ 1,28 miliar atau sekitar Rp 18 triliun. Angka ini jauh lebih besar dibanding tawaran Chevron. Kementerian Energi optimistis bisa meraup potensi pendapatan negara sebesar US$ 57 miliar atau sekitar Rp 825 triliun selama masa kontrak baru Pertamina yang akan berakhir pada 2041. Namun masalah muncul belakangan. Transisi pengelolaan menemukan banyak persoalan. Pada saat yang sama, produksi Blok Rokan terus merosot. Lapangan-lapangan di dalam wilayah kerja yang dieksplorasi sejak zaman Belanda tersebut memang makin tua sehingga produksinya turun secara alami. Tapi laju penyusutannya makin kencang sejak sinyal perpanjangan kontrak Rokan tak menyala untuk Chevron. Sepanjang tahun lalu, Chevron tak lagi mengebor sumur baru—kegiatan yang diperlukan untuk mempertahankan produksi. Tahun lalu, minyak yang dihasilkan Rokan rata-rata hanya 209 ribu barel per hari. Kini ladang ini hanya menghasilkan rata-rata 180 ribu barel minyak per hari, bahkan diprediksi bisa turun menjadi 160 ribu. Bandingkan dengan lima tahun lalu, ketika ladang minyak seluas 6.264 kilometer persegi ini bisa menyemburkan…

Keywords: Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi | SKK MigasPT Pertamina (Persero)Blok RokanChevron
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…