Bukan Rumah Kertas
Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-08-22 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :
WIJAYA Sastro tersedak. Ia terbatuk-batuk berat. Butet Kartaredjasa yang memainkan laki-laki 70 tahun itu mengurut dadanya, seolah-olah terasa nyeri. Duduk di kursi goyang dan bersarung, dengan leher dibelit syal, rambut dan jenggotnya putih kelabu awut-awutan. Terasa benar lelaki yang diperankan Butet itu tengah menderita sakit berat. Ia mantan pejabat yang hidupnya jatuh karena dihubung-hubungkan dengan korupsi. Sedikit saja ada pembicaraan tentang korupsi yang dikaitkan dengannya, emosinya naik. Dan kondisi tubuhnya yang rentan langsung merosot.
Butet kali ini agak lain. Selama ini, entah di Teater Gandrik entah dalam pertunjukan rutinnya di Indonesia Kita, ia selalu menampilkan akting yang banyak disusupi komedi. Sebagai aktor, celetukan-celetukannya yang penuh satire ditunggu penonton. Improvisasinya yang cerdas dan jenaka sudah menjadi trademark. Tapi, dalam drama Rumah Kenangan ini, selama satu jam lebih ia menjadi aktor yang tak tergoda untuk sedikit pun menyentil sana-sini. Dan ia bermain sepenuhnya sebagai aktor berakting realis.
Reza Rahardia dan Wulan Guritno dalam Rumah Kenangan garapan sutradara Agus Noor, yang ditayangkan secara online lewat indonesiakaya.com 15-16 Agustus 2020. Dokumentasi Titimangsa Foundation
Drama yang ditulis dan disutradarai Agus Noor ini adalah sebuah terobosan di kala pandemi. Drama ini pertunjukan baru, bukan rekaman pertunjukan lawas, dipentaskan tanpa penonton di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja di Yogyakarta. Setnya berupa sebuah ruang jembar yang diandaikan sebagai ruang tamu dengan banyak bingkai foto. Lalu di pojok kanan terdapat meja makan dengan gorden hijau pembatas ruangan yang digulung. Sementara itu, di samping kanan meja tamu kursi goyang diletakkan. Set demikian ditata oleh Iskandar Loedin dan Deden Bulqini, sementara pencahayaan ditata Deray Setyadi. Pertunjukan ini direkam dengan kamera…
Keywords: Pentas Seni, Happy Salma, Wulan Guritno, Seniman Teater, Reza Rahadian, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.