Salam Tiga Jari Dari Bangkok

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-10-24 / Halaman : / Rubrik : INT / Penulis :


GELOMBANG unjuk rasa damai yang menuntut reformasi terhadap pemerintahan dan monarki Thailand telah berlangsung berbulan-bulan. Puluhan ribu orang, yang didominasi pemuda, memenuhi jalan-jalan kota, terutama Bangkok. Mereka mengacungkan salam tiga jari, simbol protes terhadap tiran dalam film Hunger Games, daripada menyanyikan lagu kebangsaan.
Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha sempat menerapkan keadaan darurat di Ibu Kota, yang melarang orang berkumpul lebih dari lima orang, dua pekan lalu. Namun larangan itu diabaikan dan demonstrasi terus berlanjut. Prayut akhirnya mencabut kebijakan itu pada Kamis, 22 Oktober lalu. “Suara para pengunjuk rasa telah didengar,” katanya dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi. “Sebagai pemimpin negara yang bertanggung jawab terhadap kebaikan semua rakyat Thailand, saya akan mengambil langkah pertama untuk meredakan situasi ini.”
Parlemen, yang sedang memasuki masa reses, diminta menggelar sidang luar biasa pada Senin, 26 Oktober, untuk membahas krisis politik ini. Prayut menyatakan bahwa sidang nanti akan “membahas dan memecahkan segala perbedaan (pandangan) ini melalui proses parlementer”. Raja Maha Vajiralongkorn telah menyetujui sidang digelar “atas nama kepentingan nasional”.
Militer menindak keras orang-orang yang terlibat demonstrasi. Menurut Amnesty International, sedikitnya 84 orang dipenjara sejak Selasa, 13 Oktober lalu. Di antara mereka bahkan ada dua anak di bawah umur berusia 16 dan 17 tahun.
Sejumlah pemimpin unjuk rasa juga ditahan. Mereka antara lain Arnon Nampa, pengacara hak asasi manusia; Jatupat “Pai” Boonpattararaksa, guru musik alumnus Khon Kaen University; serta dua mahasiswa, Parit “Penguin” Chiwarak dan Panusaya “Rung” Sithijirawattanakul.
Pai dibebaskan pada Jumat, 23 Oktober lalu, setelah membayar uang jaminan. “Kami akan terus mendesak Prayut mundur sebisa kami,” ucap Jatupat kepada Reuters setelah dibebaskan. “Saya ingin masyarakat keluar dan bergabung dengan kami untuk mengubah negeri ini.”

Aktivis pro-demokrasi Parit Chiwarak mengangkat simbol tiga jari dalam demonstrasi menentang pemerintah di Bangkok, Thailand, 14 Oktober 2020. Reuters/Jorge Silva
Sirin “Flerus” Mungcharoen, aktivis mahasiswa dari Chulalongkorn University, termasuk dari sedikit pemimpin unjuk rasa yang masih bebas. Menurut…

Keywords: ThailandDemonstrasi MahasiswaAncaman terhadap Demokrasi
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…