Lima Dalang Di Rapat Menteri

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-10-24 / Halaman : / Rubrik : NAS / Penulis :


LEBIH dari 20 polisi berseragam lengkap dan berpakaian preman memasuki kantor advokat Ahmad Yani di Jalan Matraman Raya, Jakarta Pusat, Senin, 19 Oktober lalu, sekitar pukul 19.15. Mereka menanyakan keberadaan sahibulbait. Yani yang sedang duduk di kursi rapat langsung berdiri. “Itu saya,” ujar Yani, menceritakan percakapannya dengan polisi kepada Tempo, Jumat, 23 Oktober lalu. Ketika itu, Yani sedang rapat bersama sembilan koleganya soal rencana pembentukan Partai Masyumi. Sejumlah polisi naik ke lantai dua kantor itu dan mengambil gambar serta video. Yani bercerita, seorang polisi menyampaikan ada surat perintah penangkapannya. Namun mantan anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014 dari Partai Persatuan Pembangunan itu menolak dibawa ke Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI. Yani meminta polisi memanggil pimpinannya untuk berbicara di ruang kerjanya. Menurut dia, seorang polisi berpangkat ajun komisaris besar, yang menjadi ketua tim penangkapannya bersama sembilan anak buahnya, memenuhi ruang kerja itu. Yani lalu menanyakan alasan polisi melakukan penjemputan paksa. Polisi itu, ujar Yani, mengatakan penangkapan berkaitan dengan aktivitasnya di Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia dan akan dijelaskan lebih lanjut di kantor Bareskrim. Lagi-lagi Yani menolak. Seorang penyidik lalu bertanya soal hubungannya dengan Anton Permana yang duduk di Komite Kajian Strategis KAMI, organisasi yang dideklarasikan pada 18 Agustus lalu di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Anton ditangkap oleh polisi pada 12 Oktober lalu dan menjadi tersangka ujaran kebencian dan penyebaran informasi palsu alias hoaks. Kepada polisi, Yani menyatakan mengenal Anton. “Kan sama-sama deklarator KAMI,” ujar Yani yang duduk di Komite Eksekutif KAMI.

Gatot Nurmantyo (tengah) memberikan pidato dalam deklarasi Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia di Tugu Proklamasi, Jakarta, 18 Agustus 2020. TEMPO/Ahmad Faiz
Penegak hukum lalu menunjukkan di telepon selulernya video dari YouTube dan…

Keywords: Gatot NurmantyoJumhur HidayatBadan Intelijen Strategis (BAIS)Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI)Syahganda Nainggolan
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?