Nasi Bungkus Penolak Komunis
Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-10-24 / Halaman : / Rubrik : NAS / Penulis :
PENANGKAPAN sejumlah pengurus Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia di Medan dan Jakarta membuat para petinggi organisasi itu berhimpun pada Kamis, 22 Oktober lalu. Diselenggarakan lewat video telekonferensi, rapat itu antara lain dihadiri tiga anggota Presidium KAMI, yakni Gatot Nurmantyo, Din Syamsuddin, dan Rochmat Wahab. Pertemuan virtual itu juga menjadi ajang perkenalan pengurus pusat dengan daerah. Setelah silaturahmi, rapat langsung membahas pencokokan deklarator dan simpatisan KAMI. Menurut Rochmat, Gatot mempersoalkan cara polisi membekuk koleganya. Salah satunya adalah anggota Komite Eksekutif KAMI, Jumhur Hidayat, yang ditangkap pada Selasa, 13 Oktober lalu. Gatot, ujar Rochmat, menilai mantan Kepala Badan Nasional Penempatan Tenaga Kerja Indonesia tersebut diperlakukan seperti penjahat. Presidium pusat mewanti-wanti pengurus daerah agar mengikuti aturan yang berlaku. Gatot Nurmantyo pun berpesan agar para anggota berhati-hati jika mendapat panggilan dari kepolisian. “Jangan sembarangan bersedia dipanggil polisi,” kata Rochmat, menirukan ucapan mantan Panglima TNI itu ketika dihubungi pada Kamis, 22 Oktober lalu. Delapan pengurus KAMI diringkus di Medan dan Jakarta pada 12-13 Oktober lalu. Kepolisian menetapkan mereka sebagai tersangka penghasutan dan ujaran kebencian terkait dengan aksi anarkistis dalam…
Keywords: Gatot Nurmantyo, HTI, Din Syamsuddin, intoleransi, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?