Kembali Ke Bumi Setelah Pandemi

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-12-05 / Halaman : / Rubrik : EB / Penulis :


UNTUK urusan vaksin Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), semua elemen gampang bersepakat. Dari ekonom, pengusaha, pemerintah, sampai bank sentral sepaham: vaksin akan menjadi pengubah permainan pada 2021.
Urut-urutannya begini. Vaksin akan meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa virus sudah bisa dikendalikan. Masyarakat kelas menengah-atas mulai membuka pundi-pundinya untuk berbelanja. Permintaan yang meningkat akan menggerakkan pengusaha untuk menambah produksi. Mereka membutuhkan modal. Kredit bank pun keluar. Akhirnya, semua kembali berputar dengan normal.
Dari rantai tersebut, rupanya kelas menengah-atas adalah kunci bagi Indonesia. “Kepercayaan konsumen kelas menengah-atas di Indonesia adalah komponen penting bagi dunia bisnis untuk bertahan dan melanjutkan pemulihan,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Bloomberg Economy Forum, 18 November lalu.
Data komponen pertumbuhan ekonomi mendukung argumentasi Sri Mulyani. Konsumsi domestik mendominasi komposisi produk domestik bruto (PDB) nasional dengan kontribusi mencapai 58 persen. Konsumsi unggul atas investasi yang berkontribusi 32 persen dan perdagangan yang hanya menyumbang 18 persen terhadap PDB.


Lahan yang terbakar di Indralaya Utara, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, pada September 2019/ ANTARA/Nathan
Dari porsi konsumsi terhadap PDB itu, pembelanja terbesar berasal dari kelompok atas dan menengah. Sebanyak 40 persen penduduk termiskin hanya menyumbang 17,7 persen belanja. Postur konsumsi domestik inilah yang menyebabkan pandemi memukul amat kencang ekonomi kita.
Pendapatan kelompok menengah-bawah turun sehingga daya beli mereka anjlok—walaupun sudah mendapat guyuran bantuan sosial tunai dan nontunai. Sementara itu, kelompok menengah-atas menahan belanja. Indikatornya, menurut Mohammad Faisal, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics Indonesia, dana tabungan di perbankan meningkat. “Ini indikasi belanja yang ditahan,” ujar Faisal, pertengahan November lalu.
Menurut catatan Otoritas Jasa Keuangan, dana pihak ketiga di perbankan pada September 2020 berlimpah, mencapai Rp 6.651 triliun, atau tumbuh 12,88 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Di sisi lain, bank tidak bisa menyalurkan kredit. Rasio pinjaman terhadap tabungan di bulan itu pun anjlok menjadi 83,16 persen dari sebelumnya 85,11 persen pada Agustus 2020.
OJK dan para bankir yang semula masih yakin kredit bakal tumbuh 5 persen pada 2020 akhirnya merevisi optimisme tersebut menjadi 0-1 persen saja. “Pelemahan kredit terjadi karena demand dan supply yang selektif,” tutur Andry Asmoro, Kepala Ekonom Bank Mandiri, pertengahan November lalu. “Positifnya, bank sangat prudent dibandingkan dengan krisis yang lalu-lalu.”
Resesi tak terelakkan. Akhir November lalu, Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2020 bakal terjerembap ke jurang negatif, di rentang minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen. Sebelumnya, pemerintah memperkirakan pertumbuhan berada di rentang minus 1,1 persen sampai plus 0,2 persen dan minus 0,4 persen sampai plus 2,3 persen.
Atas dasar itu, pemerintah memutuskan melanjutkan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) pada 2021 dengan anggaran sebesar Rp 372,3 triliun, turun dibanding anggaran pemulihan 2020 yang mencapai Rp 695,2 triliun.
Anggaran terbesar dalam PEN 2021, yakni Rp 136,7 triliun, akan dialokasikan ke program sektoral kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah. Selanjutnya, anggaran perlindungan sosial akan kebagian Rp 110,2 triliun. Program dukungan usaha mikro, kecil, dan menengah akan disokong bujet Rp 48,8 triliun. Anggaran kesehatan dialokasikan Rp 25,4 triliun. Adapun untuk dukungan kepada dunia usaha berupa insentif perpajakan dan pembiayaan korporasi masing-masing tersedia dana Rp 20,4 triliun dan Rp 14,9 triliun.
Di luar PEN, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 mengalokasikan dana jumbo untuk perlindungan sosial sebanyak Rp 421,7…

Keywords: Komite Pemulihan Ekonomi Nasional | KPENOutlook EkonomiKomite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi NasionalKomite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional
Rp. 15.000

Foto Terkait


Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…