Cangkriman Penerbangan Ajo Af-1

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-01-16 / Halaman : / Rubrik : EB / Penulis :


SEHARI setelah pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hilang dari radar, kawan-kawan Kapten Afwan Zamzami mendatangi kediaman penerbang yang nahas dalam penerbangan rute Jakarta-Pontianak pada Sabtu, 9 Januari lalu, tersebut. Mereka teman seangkatan Afwan di Sekolah Penerbang Prajurit Sukarela Dinas Pendek Tentara Nasional Indonesia (PSDP TNI).
Dari cerita Pipit Rachmawati, istri Afwan, mereka baru tahu bahwa koleganya itu sempat salah melihat jadwal. Kapten Afwan mengira bakal terbang pada Sabtu sore, pukul 17.00 WIB. Karena itu, Afwan beristirahat pada Sabtu pagi dan berencana berangkat dari rumahnya di Perumahan Bumi Cibinong Endah, Kelurahan Sukahati, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sekitar pukul 14.00 WIB.
Rupanya, mobil jemputan untuk pilot Sriwijaya telah tiba pada pukul 09.00 WIB. Pukul 2 siang bukan jadwal berangkat dari rumah, melainkan jadwal pesawat terbang. Melihat Afwan tak kunjung keluar, sopir mobil jemputan beberapa kali menelepon sang pilot.
Afwan, pria yang pada 26 Februari mendatang genap berusia 55 tahun, buru-buru bangun, bersiap, lalu berangkat. “Baju dan celananya belum disetrika, masih kusut,” kata Pipit. Tak punya banyak waktu, Pipit hanya membekali suaminya dengan dua butir telur rebus dan teh manis.
Decy C. Widjaja, istri Kapten Hasan Basri, menuliskan kesaksian Pipit itu di Jayakartanews pada 11 Januari 2021. Kapten Hasan, kawan seangkatan Afwan di Sekolah Penerbang PSDP TNI, membenarkan itu tulisan istrinya. “Kami berkunjung ke sana dan memberikan dukungan kepada istri Kapten Afwan,” tutur Hasan ketika ditemui di Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 12 Januari lalu.
Kawan seangkatan PSDP TNI atau Ikatan Dinas Pendek IV lulusan 1987 merupakan salah satu lingkaran terdekat Afwan. Mereka lulusan sekolah menengah atas yang mendaftar ke Sekolah Penerbang TNI Angkatan Udara di Yogyakarta. Lulusan jalur ini terikat dinas menjadi penerbang TNI AU selama sepuluh tahun—dinas pendek. Setelah itu, mereka diberi pilihan melanjutkan dinas atau pindah jalur menjadi penerbang sipil. Kapten Afwan dan Hasan memilih jalur penerbang sipil setelah lepas dari ikatan dinas tentara.

•••
PROFIL Kapten Afwan Zamzami sempat menjadi pembahasan dalam rapat antara Kementerian Perhubungan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dan otoritas penerbangan di ruang kerja bersama Terminal 3 Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin, 11 Januari lalu. Persamuhan itu membahas berbagai data awal yang berkaitan dengan jatuhnya pesawat berkode registrasi PK-CLC tersebut di laut sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, dua hari sebelumnya.
Pembahasan profil Kapten Afwan agak panjang karena data awal, seperti kondisi cuaca, komunikasi pilot dengan pemandu lalu lintas udara Jakarta (air traffic controller/ATC), dan rekam jejak perawatan PK-CLC tampak normal sebelum musibah terjadi. Dari laporan inspektur penerbang (principal operation inspector)…

Keywords: Komite Nasional Keselamatan Transportasi | KNKTPT Sriwijaya AirKecelakaan PesawatKementerian Perhubungan
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…