Berlari Ketimbang Menunggu Regulasi
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-01-23 / Halaman : / Rubrik : EB / Penulis :
TRANSAKSI jumbo di pengujung 2020 bukan gebrakan terakhir dari PT Bank Jago Tbk. Bank yang dulu bernama PT Bank Artos Tbk ini sedang bersiap meluncurkan aplikasi baru pada triwulan pertama tahun ini. Juga mengusung brand Jago, platform anyar tersebut digadang-gadang akan melampaui bayangan pengguna layanan digital perbankan selama ini.
Aplikasi baru Jago ini bakal menjadi penanda dimulainya babak baru ARTO—kode perseroan itu di Bursa Efek Indonesia—sebagai bank digital. Bank Jago akan menjalankan open application programming interface (API), platform pemrograman komputer yang memungkinkan adanya integrasi antarsistem, dalam hal ini antara sistem Bank Jago dan sistem milik entitas lain di ekosistem digital, seperti penyelenggara teknologi finansial (fintech) dan perdagangan elektronik (e-commerce).
“Intinya, kami ingin menjadikan bank ini sebagai platform bersama,” Direktur Kepatuhan Bank Jago Tjit Siat Fun mengungkapkan kepada Tempo, Jumat, 22 Januari lalu. “Kuncinya pada fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi.”
Aplikasi itu juga akan menjadi medium bagi Bank Jago untuk mengubah konsep pelayanan nasabah secara fundamental, yakni dari multichannel menjadi omnichannel. Dalam konsep multichannel, bank menyediakan infrastruktur secara mandiri, dari kantor cabang, mesin anjungan tunai mandiri (ATM), hingga layanan Internet banking atau mobile banking. Singkat kata, model ini berfokus pada transaksi. Adapun omnichannel memungkinkan nasabah mengakses layanan lewat platform digital yang mengutamakan interaksi.
Bank Jago masih menutup rapat-rapat wajah aplikasi baru tersebut. Tapi seorang bankir di lingkaran bisnis bank tersebut memberikan gambaran. Selama ini, pengguna uang elektronik kudu memindahkan duit dari rekening bank asal jika ingin mengisi ulang dompet digitalnya. Kelak, lewat integrasi antarsistem, rekening nasabah Bank Jago juga bertindak langsung sebagai uang elektronik. Nasabah bisa mengakses langsung layanan Bank Jago di platform-platform di ekosistem digital yang sistemnya telah diintegrasikan.
Ilustrasi aplikasi Gojek dan Bank Jago. Tempo/Ratih Purnama
Sudah bisa ditebak, Gojek—super-aplikasi yang dikembangkan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa—akan menjadi ekosistem digital pertama untuk pengintegrasian sistem tersebut. Ini adalah kolaborasi lanjutan setelah PT Dompet Karya Anak Bangsa, penyelenggara GoPay yang juga anak usaha Gojek, menambah kepemilikan mereka terhadap Bank Jago pada 18 Desember 2020. Secara total, Gojek telah mengeluarkan dana Rp 2,25 triliun untuk menguasai 22,16 persen saham ARTO.
Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita mengatakan Bank Jago tidak akan mengambil alih GoPay, begitu pula sebaliknya. Kolaborasi strategis ini memberikan pilihan kepada masyarakat, terutama pengguna Gojek dan GoPay, untuk mendapatkan akses layanan finansial yang mudah dan nyaman.
Keywords: Otoritas Jasa Keuangan | OJK, Perbankan, ekonomi digital, GoJek, 
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…