Mengapa Riset Dan Inovasi Harus Jadi Prioritas
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-02-13 / Halaman : / Rubrik : NAS / Penulis :
MEMASUKI bulan kesebelas pandemi Covid-19 di Tanah Air, penanganan krisis belum menampakkan hasil maksimal. Sementara itu, pemulihan ekonomi juga belum berjalan optimal. Tak ada yang tahu kapan akhir situasi tak menentu ini.
Di tengah ketidakjelasan ini, sejumlah kampus dan lembaga penelitian memacu riset dan melahirkan sejumlah temuan. Setidaknya enam instansi sedang mengembangkan vaksin Merah Putih: Lembaga Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, dan Universitas Gadjah Mada. UGM juga menciptakan GeNose, alat tes lewat napas; LEN Industri bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi serta ITB mendesain emergency ventilator; dan masih banyak lagi.
Dari sisi usaha, tak ada yang perlu diragukan: semua lembaga riset itu sudah melakukan yang terbaik agar negeri segera bebas dari pandemi. Tapi, dari kacamata tata kelola, seluruh upaya itu seperti coba-coba: tidak menunjukkan adanya rencana dan desain, apalagi kepemimpinan dan strategi dalam riset dan inovasi di negeri ini.
Apa yang salah dan bagaimana memperbaikinya?
Masalah paling mendasar adalah bahwa riset dan inovasi tak pernah sungguh menjadi prioritas di Indonesia. Mungkin karena sentimen, atau hanya abai, sejak lengsernya Presiden Soeharto, praktis wacana tentang “iptek” yang dulu erat menempel pada Orde Baru dan sosok B.J. Habibie absen dari ruang publik. Demikian juga dalam perencanaan pembangunan, sejak reformasi hingga 2014, ilmu pengetahuan, riset, dan teknologi (dan lalu inovasi) tidak pernah menjadi prioritas nasional. Artinya, sejak Presiden Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, hingga Susilo Bambang Yudhoyono.
Barulah pada periode pertama Joko Widodo-Jusuf Kalla 2014-2019, iptek dan inovasi muncul sebagai prioritas nasional, meski tidak disebut dalam Nawacita. Tapi…
Keywords: Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi, 
Foto Terkait
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?